Thursday 12 February 2009

Kami Anak-Anak Bullerbyn


Kami Anak-Anak Bullerbyn

Judul Asli: Alla Vi Barn I Bullerbyn

Penulis: Astrid Lindgren

Penerjemah: Purnawati Olsson

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Cetakan: II, September 2002

Tebal: 112 hlm


Bullerbyn, yang berarti Desa Ribut adalah sebuah desa yang sangat kecil. Karena di atasnya hanya terdiri dari tiga rumah. Pondok Utara, Pondok Tengah, dan Pondok Selatan.


Di pondok Utara adalah milik dua orang anak perempuan, Anna dan Britta. Tentu saja mereka tidak tinggal sendirian. Karena ada di pondok itu juga ada ibu dan ayah Anna dan Britta termasuk seorang kakek yang kini menghabiskan waktunya di kursi goyang. Di pondok tengah sendiri dihuni oleh sebuah keluarga dengan dua anak laki laki, Lasse dan Bosse serta adiknya Lisa. Sedangkan di pondok utara, anak laki – laki bernama Olle tinggal bersama ayah dan ibunya.


Karena hanya ada tiga rumah, makanya semua anak laki-laki dan perempuan itu menjadi teman sepermainan yang sangat akrab satu sama lain. Walau hanya berenam namun mereka semua bisa membuat desa itu menjadi sangat ribut. Bahkan sering kali mereka membuat para orang tua sedikit pusing karenanya. Terlebih jika Lasse dan Bosse yang terkenal sangat iseng mulai beraksi. Bahkan Lisa pun tidak jarang dibuat menjadi sangat kesal. Beruntung sejak ulang tahunnya yang ke tujuh, Lisa memiliki kamar sendiri sehingga tidak perlu lagi menghabiskan malam dengan cerita-cerita seram yang selalu diceritakan oleh keduanya. Lisa kadang berharap kedua kakaknya bisa sopan seperti Olle.


Karena keisengan itu jugalah yang membuat Lisa lebih suka menghabiskan waktunya bersama Britta dan Anna. Bermain boneka ataupun rumah – rumahan.


Kisah sederhana namun dikemas menjadi rangkaian kisah yang cukup menarik. Hanya mengandalkan semua yang mereka miliki ternyata bisa membuat anak – anak itu menjadi bahagia karenanya. Lihat saja semua anak – anak itu membuat markas di tumpukan jerami ataupun sekedar merahasiakan tempat tumbuhnya arbei liar. Belum lagi rencana konyol mereka untuk melarikan diri dari rumah.


Semua cerita mereka membuat saya teringat dengan masa kecil yang juga tidak kalah konyolnya. Rasanya tidak ada yang lebih menyenangkan selain menghabiskan waktu untuk bermain dan bermain.

No comments:

#SS2014: The Riddle

Here we go again~ Setelah dua tahun berturut-turut dapat buku terjemahan, tahun ini aku dapat buku dari penulis Indonesia. Ud...