Wednesday 10 August 2011

Review: Senyum - Raina Telgemeier



Senyum, novel grafis yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama bulan Juni lalu, bercerita tentang Raina selama beberapa tahun. Dimulai dari kelas 6 sampai pertengahan kelas 9. Cerita Raina berawal dari kunjungannya ke dokter gigi dan orthodontis bersama ibunya. Setelah diperiksa, akhirnya diputuskan Raina harus menggunakan kawat gigi dikarenakan struktur giginya yang overbite. Keputusan orthodontis membuatnya menjadi sedikit gelisah dan bingung. Menurut Raina tak ada yang salah dengan gigi-geliginya. Kawat gigi akan sangat merepotkan. Menurut teman pramuka yang telah lebih dulu menggunakan kawat gigi, ia harus menghindari beberapa jenis makanan. 


Belum juga siap dengan kawat yang akan digunakannya, Raina ternyata harus mengalami kecelakaan yang cukup parah. Di hari yang sama, di perjalanan pulang menuju rumah setelah selesai dengan kegiatan pramuka bersama teman-temannya, Raina jatuh tersandung. Insiden ini menyebabkan dua gigi depannya rusak. Yang mengerikan, salah satu gigi depannya tanggal dan gigi lainnya terdorong masuk ke gusi. Malam itu juga, ia dibawa ke ruang praktek dr Golden. Oleh pria yang telah menjadi dokter gigi keluarga, gigi Raina yang copot dipasang kembali dan menarik keluar gigi yang masuk ke gusi. Intinya kedua gigi Raina digips. Sayangnya usaha itu tidak mengembalikan kedua gigi depannya seperti semula. Menurut dr. Golden, terdapat kerusakan saraf pada empat gigi depan. Meraka harus melakukan perbaikan lain. Dibantu oleh dr. Dragoni, dokter orthodentis, perawatan dua gigi depan Raina pun di mulai. 


Selain kawat gigi, Raina juga harus menggunakan headgear. Untung saja benda yang terakhir itu bisa digunakannya pada malam hari. Sayangnya, kunjungan demi kunjungan ke kantor dr. Dragoni juga tidak membuahkan kemajuan berarti. Akhirnya para dokter gigi dan orthodontis sampai pada satu keputusan. Kedua gigi Raina yang bermasalah itu harus dicabut. Tak ada pilihan lain.


Tak butuh waktu lama untuk menuntaskan kisah Raina dan gigi-geliginya. Cerita yang dituangkan gambar ini sangat ringan. Walau demikian, tidak membuat saya membacanya sepintas lalu. Karena berbagai emosi tetap mengalir di setiap lembarnya. Terutama ketika membaca insiden demi insiden yang dilalui Raina. Selain kisah yang ringan, Artwork yang keren dan halaman penuh warna menjadi bagian yang menarik dari novel grafis ini. Saya bahkan berkali-kali membuka kembali halaman demi halaman untuk melihat gambar-gambar tersebut. 


Ekspresi-eskpresi di wajah Raina digambarkan dengan sangat baik. Sehingga tidak sulit untuk merasakan apa yang ia rasakan. Ketika jatuh ataupun saat menjalani perawatan. Rasa sakitnya bisa saya bayangkan. Bahkan sempat membuat saya berpikir kembali tentang niat untuk memasang kawat gigi. Tak hanya itu anak perempuan berambut cokelat ini membuat saya tersenyum ataupun terpingkal untuk beberapa hal konyol yang ia lakukan. Raina memang karakter yang menarik. Saya menyukai semua perubahan yang terjadi pada diri anak perempuan yang akhirnya mengerti apa yang harus ia lakukan. Saya sempat dibuatnya berdecak kagum ketika akhirnya ia berani memutuskan untuk meninggalkan teman-teman yang selalu menjadikannya bahan lelucon. 


Bisa dibilang saya menikmati cerita ini. Walau ada satu hal yang sedikit mengganjal. Ada beberapa istilah yang tidak diterjemahkan. Entah apakah memang tidak terdapat padanan kata dalam bahasa Indonesia. Salah satunya Overbite. Saya harus menggunakan mesin pencari untuk tahu dan mengerti apa maksud dari kata tersebut. 


Cover 
Cover yang diterbitkan oleh Gramedia ternyata tidak ada perubahan dari cover aslinya. Kecuali beberapa perubahan font. Covernya menurutku terlalu simple untuk sebuah novel grafis yang setiap halamannya penuh warna-warni menarik. Jika tidak membaca review Senyum di blog Mia dan hanya melihat sampul depan, saya mungkin tidak akan pernah tahu kalau buku ini adalah novel grafis. Terlepas dari desain yang sederhana, saya suka warna yang dipilih sebagai background.


4/5


Senyum 
Judul Asli: Smile
Penulis: Raina Telgemeier |Website | Twitter| Facebook 1 - 2
Penerjemah: Indah S. Pratidina 
Editor: Dini Pandia 
Cetakan: Juni 2011 
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama 
Tebal: 224 Hlm


No comments:

#SS2014: The Riddle

Here we go again~ Setelah dua tahun berturut-turut dapat buku terjemahan, tahun ini aku dapat buku dari penulis Indonesia. Ud...