Friday, 17 February 2012

Cover Reveal: GRAVITY by Melissa West

 


BLURB: 

In the future, only one rule will matter:

Don't. Ever. Peek.

Seventeen-year-old Ari Alexander just broke that rule and saw the last person she expected hovering above her bed - arrogant Jackson Locke, the most popular boy in her school. She expects instant execution or some kind of freak alien punishment, but instead, Jackson issues a challenge: help him, or everyone on Earth will die.

Ari knows she should report him, but everything about Jackson makes her question what she's been taught about his kind. And against her instincts, she's falling for him. But Ari isn't just any girl, and Jackson wants more than her attention. Sheąs a military legacy whoąs been trained by her father and exposed to war strategies and societal information no one can know - especially an alien spy, like Jackson. Giving Jackson the information he needs will betray her father and her country, but keeping silent will start a war.


Paperback: 400 pages
Publisher: Entangled Teen (August 14, 2012)
Language: English
ISBN-10: 1620610914
ISBN-13: 978-1620610916

Tuesday, 14 February 2012

Teaser Tuesday : The Secret Year by Jennifer R. Hubbard



"Sometimes I love the fact that nobody knows about us. We have this secret, so juicy I can feel my mouth dripping. Other times, like now, it seems stupid to hide this way."
Page 47


Friday, 10 February 2012

Book Review: Mockingjay - Suzanne Collins


Katniss Everdeen selamat dari Hunger Games, dua kali. Tapi dia belum sepenuhnya aman dari ancaman Capitol meskipun kini ia dalam lindungan Distrik 13.

Pemberontakan makin merajalela di distrik-distrik untuk menjatuhkan Capitol. Kini tak ada seorang pun orang-orang yang dicintai Katniss aman karena Presiden Snow ingin menumpas revolusi dengan menghancurkan Mockingjay... bagaimanapun caranya.

"
Buku terakhir dari trilogi Hunger Games ini adalah yang terbaik. Novel yang dirancang indah dan cerdas pada setiap tingkat.."Publishers Weekly

"Memesona, memukau, dan mengerikan."
Los Angeles Times

"Plot cerita ini menegangkan, dramatis, dan seru."
School Library Journal

"Menegangkan... bahkan orang dewasa ingin buru-buru membacanya hingga tamat."
USA Today

"Trilogi ini merangkum gerakan politik dari novel 1984, kekerasan yang tak terlupakan dari buku A Clockwork Orange, nuansa imajinasi The Chronicles of Narnia and daya cipta nan cerdas dari Harry Potter."
New York Times Book Review |  (Goodreads)
~~~
 
Setelah The Hunger Games dan Catching Fire, saya nyaris tidak sanggup mengikuti jejaknya di Mockingjay. Kisah Katniss Everdeen kali ini sangat melelahkan. Secara fisik maupun mental.
 
Tidak seperti dua seri sebelumnya, rasanya banyak hal penting yang hilang dari Mockingjay. Plotnya masih membuat saya membuka lembaran demi lembaran dengan cepat. Buku ini juga tetap menuntut agar saya tidak berkedip saat membacanya agar tidak ketinggalan hal-hal penting. Sayangnya, tidak ada lagi yang membuat saya berdecak kagum. "Keajaiban" yang dulu saya temukan di buku pertama dan kedua seakan menguap begitu saja. Yang paling menyedihkan adalah ketika harus mengakui bahwa saya tidak menikmati buku yang bercerita tentang akhir perjalanan Katniss.

Begitu menjejakkan kaki di Distrik 13, saya nyaris tidak mengenali Katniss. Sosoknya di Mockingjay terasa asing.  Mungkin ini diakibatkan banyaknya insiden-insiden yang tidak menyenangkan yang harus dilaluinya. Sepertinya apa yang dialaminya di buku pertama dan kedua belum cukup. Bahkan di tempat yang jauh dari jangkauan Capitol. Kasihan Katniss. Apa yang saya temukan di Mockingjay, Katniss bukan lagi anak perempuan yang mengikuti Hunger Games dua kali berturut-turut. Emosinya nyaris tidak bisa saya rasakan. Gadis yang terbakar itu tidak lagi ada. Berganti dengan Katniss yang seakan tidak punya pilihan selain mengikuti apapun yang diperintahkan padanya.

Namun perubahan pada Katniss tidak ada apa-apanya jika dibanding  dengan apa yang dilakukan Suzanne Collins pada Peeta. Perubahannya terlalu drastis. Sikap Peeta yang biasanya menyenangkan menguap begitu saja. Tidak hanya Katnis, saya juga kehilangan Peeta. Akhir cerita memang memberi apa yang saya harapkan terjadi pada Katniss dan Peeta, namun rasanya hambar. Sedih.
  
Nasib sial juga menimpa karakter-karakter lain. Lagi-lagi hanya bisa mengela nafas panjang ketika membaca bab-bab tersebut. 

Capitol seakan tidak ingin ketinggalan. Entah karena sangat terpukul dengan adanya pengkhianatan orang dalam, pemberontakan yang muncul di beberapa distrik, ataupun revolusi terang-terangan yang dilakukan  Distrik 13. Yang jelas kota terbesar di Panem ini kehilangan taringnya. Hanya dalam beberapa bulan setelah Quarter Quells, perubahan besar terjadi pada kota paling besar di Panem. Walaupun sempat melakukan gempuran bom pada distirk 12 dan 8 yang nyaris tidak menyisakan apapun, semua itu tidak masuk hitungan. Capitol telah kehilangan taringnya. Apapun yang mereka lakukan tidak lagi membuat saya terpana. Mutt-mutt ataupun halangan lain yang mereka ciptakan tidak meninggalkan kesan sama sekali. Semua itu membuat saya bertanya-tanya kemana perginya semua para desainer yang super jenius. Kemana orang-orang yang merancang dan menciptakan arena Hunger Games yang mengerikan ataupun yang bisa mengubah cuaca, menghadirkan petir dalam hitungan detik. Mereka seakan hilang begitu saja. Semuanya menjadi terlalu mudah. Capitol di akhir kejayaannya sangat mengecewakan.

Walaupun tidak seperti yang saya bayangkan, namun Mockingjay masih menyisakan beberapa hal menarik.  Kehidupan di Distrik 13 adalah salah satunya. Saya menikmati semua bagian yang menceritakan tempat yang menampung banyak pengungsi dari distrik lain ini. Segala yang mereka miliki jauh lebih hebat dari yang saya bayangkan. Sangat disayangkan, dengan persenjataan dan teknologi yang tidak kalah dengan Capitol, mereka harus menunggu lebih dari 75 tahun menyatakan diri mereka siap untuk sekali lagi  melakukan sebuah pemberontakan. Rahasia dan intrik yang ada di dalam distrik ini juga yang membuat saya tetap bersikeras untuk melahap Mockingjay sampai halaman akhir. Beberapa bab terakhir juga banyak menyimpan kejutan. 

Yah, untuk sebuah buku terakhir dari sebuah triologi, Mockingjay jauh dari kata seru. Namun masih menjadi bacaan wajib bagi semua yang telah mengikuti Katniss di The Hunger Games  dan Catching Fire. 

3/5

Mockingjay
Penulis: Suzanne Collins
Penerjemah: Hetih Rusli
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Januari 2012
Tebal: 432 hlm

Wednesday, 1 February 2012

Book Review: Her Fearful Symmetry by Audrey Niffenegger


When Elspeth Noblin dies she leaves her beautiful flat overlooking Highgate Cemetery to her twin nieces, Julia and Valentina Poole, on the condition that their mother is never allowed to cross the threshold. But until the solicitor's letter fall through the door of their suburban American home, neither Julia nor Valentina knew their aunt existed. The Twins hope that in London their own, separate, lives can finally begin but they have no idea that they have been summoned into a tangle of fraying lives, from the obsessive-compulsive crossword setter who lives above them to their aunt's mysterious and elusive lover, who lives below them and works in the cemetery itself.


As the twins unravel the secrets of their aunt, who doesn't seem quite ready to leave her flat, even after death, Niffenegger weaves together a delicious and deadly ghost story about love, loss and identity.(Goodreads)

~~~

My Thought 
In 2010 I read The Time Traveler's Wife. I really liked it. What most of my friends said about that book are not a hype. I was little bit regret why it took three years for me to read it. The movie was not disappointing as well. Not only awed me, The Time Traveler's Wife also made me want to read another book that was written by Audrey Niffenegger. I was so happy when Her Fearful Symmetry was on my desk.

In the beginning, its ghost story bound me with mystery. It started with Elspeth Noblin with her last will. What the heck happened in the past? Why Elspeth did not allow Edie, her twin sister, to step into her flat? Such questions crossed my mind.

It needs more than half of book to finally find out the answers. Although it kept me waiting, no complaint about that. In its few first chapters, Her Fearful Symmetry has told me that all things inside occurred in a slow pace. So let me warn you, this is not a kind of book for anyone who fond of quick plot. The readers need to wait a little bit longer till they reveal everything.

Boring? Not really. Each chapter had something that kept attract my attentions. I also got no problem with the point of view that changed each chapters. So why I only give this book three stars? It's all because of the characters. I barely feel waves of emotions. Neither Elspeth - Edie, Julia - Valentina nor Robert-Martin-Marijke.  The most annoying one was Elspeth. She was a greedy woman. How could she do that nasty things. Especially to the Little Kitten of Death and her own "niece".  She might not feel enough with what she had before. She became so blind.  I felt so bad. It was just not fair. Something weird was no objection at all.

One thing that also bugged me was all chapters which brought me to Martin and Marijke, the twin's neighbor. I liked all their parts. But everything was still in the track even they were not there. I think Ms Niffenegger should make another book about them.

Another character that made me scowl was Robert ,Elspeth's lover. I just did not get why he had to hide from Valentina and Julia. I also did not like when deeper relationship was built between Robert and one of the twins. He supposed to be their uncle. Not the one who offered the romance stuff. But I was glad with what he did in the end.

About the twins, I felt sorry for them. They did not get any role the twins should have. No tight bonds like what another twins had. They were not a normal twins. Julia got all my sympathy. Because she had to face all those lies and rejection. For Valentina, all I could say is HAH!.

Final words, Reading Her Fearful Symmetry makes me wonder where Audrey Niffenegger who has written The Time Traveller's Wife. It seems none of her magical touches left.

Cover 
I found many kind of cover for this book. The Vintage version is one of my favorite. I liked the colors

Her Fearful Symmetry
Author: Audrey Niffenegger
Publisher: Vintage, 2010
Paperback: 488 pahes
ISBN: 0099524171
Language: English


~~~

PS: Although I do not put this book into my favorite list, I'd love to say many thanks to Annisa Anggiana, my secret santa. She was the one who sent me the book. I am so grateful. She helps a lot in killing one of my curiosities. *big hugs*


#SS2014: The Riddle

Here we go again~ Setelah dua tahun berturut-turut dapat buku terjemahan, tahun ini aku dapat buku dari penulis Indonesia. Ud...