Buku ini pertama kali saya lihat di Bukune, salah satu majalah yang awalnya fokus membahas tentang buku. Tidak adanya resensi apapun tentang buku yang satu ini membuat saya semakin ingin memilikinya. Apalagi mengetahui kalau pengarangnya adala George Orwell yang merupakan pengarang yang sama untuk buku yang berjudul 1984. Akhirnya beberapa bulan lalu, buku ini resmi jadi penghuni rak buku saya.
Dari judul, sampul depan dan resensi singkat dibelakang sampul, dengan mudah saya mengetahui buku ini berkisah tentang binatang - binatang di sebuah perternakan milik Tuan Jones yang diberinya nama Perternakan Manor. Mereka yang hidup di pertenakannya ini sangat beragam. Dari sekumpulan ayam, babi sampai kuda penarik kereta.
Bertahun – tahun mereka hidup dalam penderitaan. Semua jerih payah yang mereka berikan pada tuan Jones tak pernah seimbang dengan makanan yang mereka dapatkan. Lihat saja telur – telur milik para ayam yang diambil begitu saja tanpa sempat melihat mereka menetas. Bahkan semua tahu cepat atau lambat hidup mereka akan berakhir di pemenggalan. Terlebih ketika mereka tak lagi berguna.
Bertahun – tahun mereka hidup dalam penderitaan. Semua jerih payah yang mereka berikan pada tuan Jones tak pernah seimbang dengan makanan yang mereka dapatkan. Lihat saja telur – telur milik para ayam yang diambil begitu saja tanpa sempat melihat mereka menetas. Bahkan semua tahu cepat atau lambat hidup mereka akan berakhir di pemenggalan. Terlebih ketika mereka tak lagi berguna.
Setelah sekan lama menunggu, sebuah suara lantang akhirnya terdengar. Menjelang akhir hidupnya, Mayor Tua mengumpulkan para penghuni peternakan dan mulai berpidato. Mayor yang dihormati ini berusaha menyakinkan para binatang agak menyusun kekuatan untuk melepaskan diri dari belenggu manusia yang selama ini membuat mereka menderita.
Tak butuh waktu lama untuk memahami maksud sang Mayaor. Karen amereka pun tak ada yang ingin hidup lebih lama di bawah cengkraman Tuan Jones yang memang tak pernah peduli dengan binatang ternaknya dan dengan sengaja membuat mereka kelaparan.
Tak butuh waktu lama untuk memahami maksud sang Mayaor. Karen amereka pun tak ada yang ingin hidup lebih lama di bawah cengkraman Tuan Jones yang memang tak pernah peduli dengan binatang ternaknya dan dengan sengaja membuat mereka kelaparan.
Tak lama setelah pidato terakhir sang mayor, kemarahan para binatang ternak tidak lagi dapat dibendung. Di awal bulan juni, pemberontakan pun terjadi dan dengan mudah mereka menyingkirkan Tuan Jones yang tak pernah mengira akan terusir dari perternakannya sendiri. Perternakan Manor kini berada di bawah kekuasaan para binatang.
Hal yang pertama mereka lakukan adalah menyingkirkan hal-hal yang berhubungan dengan manusia. Dari tali kekang, tali leher kuda sampai cincin hidung semua dibiarkan dilalap api dan menjadi abu. Mereka berusaha untuk melenyapkan segala sesuatu yang mengingatkan mereka pada Tuan Jones.
Adalah Snowball dan Napoleon yang sejak awal pemberontakan menjadi pemimpin, kembali mengumpulkan semua binatang untuk membahas kelanjutan hidup mereka. Aturan demi aturan pun dibuat. Setelah didiskusikan akhirnya semua penghuni peternakan Manor menyetujui 7 peraturan. Tidak ada binatang yang boleh membunuh sesama binatang lainnya adalah salah satunya.
Setelah aturan selesai, hal berikutnya yang dipikirkan adalah bagaimana bertahan hidup. rencana demi rencana pun dijalankan. Awalnya semua berjalan dengan mulus sampai insiden demi insiden terjadi. Manusia memang tak ada yang hidup di perternakan, namun nampaknya tirani kembali menyelimuti kehidupan mereka.
Buku ini benar-benar membuat emosi saya turun naik. Awalnya saya mendukung pemberontakan namun akhirnya menjadi kesal karenanya. Tokoh – tokoh awalnya saya eluk-elukan akhirnya menjadi yang paling saya benci. Tidak salah jika ada kalimat yang selalu menyatakan bahwa, Tak Ada Yang Abadi Kecuali Kepentingan Pribadi.
Tak di duga, ketika mencari informasi tentang buku ini di wikipedia, banyak hal yang mengejutkan. George Orwell ternyata menuliskan buku ini sebagai refleksi dari kondisi pemeritahan di Uni Soviet saat Stalin berkuasa. Setiap binatang di dalam buku ini seperti Napoleon, Snowball, Mayor Tua bahkan Mr Jones juga ternyata mewakili orang –orang yang menghiasai kancah politik saat itu. Walaupun tidak diakui secara langsung oleh George Orwell mengenai hal tersebut, namun dengan mudah diinterpretasikan oleh beberapa pihak.
Tak di duga, ketika mencari informasi tentang buku ini di wikipedia, banyak hal yang mengejutkan. George Orwell ternyata menuliskan buku ini sebagai refleksi dari kondisi pemeritahan di Uni Soviet saat Stalin berkuasa. Setiap binatang di dalam buku ini seperti Napoleon, Snowball, Mayor Tua bahkan Mr Jones juga ternyata mewakili orang –orang yang menghiasai kancah politik saat itu. Walaupun tidak diakui secara langsung oleh George Orwell mengenai hal tersebut, namun dengan mudah diinterpretasikan oleh beberapa pihak.
Buku yang dipilih oleh Majalah Times sebagai satu dari 100 buku berbahasa inggris terbaik (1923 – 2005) dan berada pada urutan ke 31 untuk Modern Library List of Best 20th Century Novels, ini memang cerdas.Masih dari wikipedia, buku ini ternyata telah diadaptasi ke dalam film animasi atapun film layar lebar.
Animal Farm
Penulis : George Orwell
Penerjemah : J. Fransisca
Penerbit : Fresh Book
Cetakan I: 2006
Tebal : 207 Hal
Penulis : George Orwell
Penerjemah : J. Fransisca
Penerbit : Fresh Book
Cetakan I: 2006
Tebal : 207 Hal