Charlotte Lowenstein, seorang wanita ditemukan tewas dengan luka tembak di ruangan yang terkunci dari dalam. Pesan terakhir yang ditulis oleh Fraulein Lowenstein memberi kesan bahwa wanita cantik ini bunuh diri. Namun dalam sekejap semua kesimpulan tersebut menguap, karena senjata yang seharusnya berada didekat mayat wanita cantik ini tidak ditemukan. Satu demi satu orang dekat Fraulein Lowenstein mulai diinterogasi untuk mencari tahu lebih lanjut siapa pembunuh wanita cantik ini.
Di tengah kebingungannya, Inspektur Oskar Rheinardt meminta bantuan sahabatnya, sang psikiater muda Max Liebermaann dikenalnya memiliki ketajaman analisis. Penyelidikan terus berlangsung sementara otopsi terhadap mayat Fraulein Lowenstein. Penyebab kematian adalah sebuah peluru yang menembus jantungnya. Yang mengejutkan adalah tak satu pun peluru yang ditemukan dalam tubuh korban.
Selain dipusingkan oleh masalah kematian di ruang tertutup ini, Dr Liebermann juga harus menghadapi atasannya yang terlihat tak menyukai caranya menangani pasien. Bahkan mengatasi perasaan yang tiba-tiba timbul ketika berhadapan dengan pasiennya, Miss Lydgate dan menimbulkan setumpuk keraguan terhadap keputusan yang telah dibuat sebelumnya.
**
Tidak mudah untuk menuliskan review buku yang satu ini. Banyak hal yang membuat saya menunda selama beberapa bulan untuk menyelesaikannya. Tak ada masalah dengan terjemahan karena saya benar-benar menikmati setiap kalimat yang tertulis di setiap lembaran dan tentu saja membuat saya penasaran dengan semua musik klasik yang mengalun. Atau mungkin karena kekuatan supernatural yang membuat tangan saya menjadi kaku?
Misteri pembunuhan ruang tertutup ternyata bukan hanya milik Conan/ Shinichi dan Kindaichi. Semua bahkan tampak lebih rumit dibandingkan semua trik yang telah dipecahkan oleh keduanya. Sebelum menyelesaikan buku ini sampai lembaran terakhir saya mulai membayangkan cara –cara yang mungkin saja ditempuh oleh sang pembunuh dengan semua hal yang dijelaskan oleh kedua detektif muda itu. Walau ternyata semua jauh berbeda. Soal tebak menebak saya memang sedikit payah.
Buku kedua dari perjalanan Dr Libermann sudah menunggu. Apakah cerita berikutnya akan serumit misteri yang menyelubungi kematian seorang cenanyang atau malah sebaliknya? Semua itu hanya bisa terjawab dengan melahap semua kata disetiap lembarannya
.
The Liebermann papers : A Death In Vienna
Penulis: Frank Tallis
Penerjemah: Esti. A. Biduhabsari
Penerbit: Qanita
Cetakan: I, Maret 2007
Tebal: 580 Hal.
Penulis: Frank Tallis
Penerjemah: Esti. A. Biduhabsari
Penerbit: Qanita
Cetakan: I, Maret 2007
Tebal: 580 Hal.
2 comments:
kayaknya seru ceritanya
tapi mirip-mirip agatha christi ya?
apa yang membedakan?
Penuturannya agak beda. Dan tentu saja yang bikin beda tuh Mr Liebermann-nya
^_^
Post a Comment