Thursday 6 December 2007

Review: The Sisters Grimm - Petualangan Detektif Dongeng - Michael Buckley



Sejak orang tua mereka menghilang tanpa jejak, Sabrina dan Daphne Grimm harus tinggal di panti asuhan. Mereka telah berkali kali diadopsi oleh beberapa keluarga. Sayangnya keluarga – keluarga itu bukanlah orang tua yang baik. Ada yang memborgol mereka di kulkas, menyuruh mereka tidur di truk atau bahkan memengunci mereka di dalam rumah selama seminggu. Semua hal itu membuat kedua kakak beradik ini berkali kali kembali ke panti asuhan.Tentu saja itu membuat Madam Smirt, pengurus panti asuhan, menjadi sangat gerah.

Untunglah tak lama berselang ada seorang wanita yang tinggal di Ferryport landing, New York yang bersedia mengasuh mereka. Madam Smirt berkata wanita tua itu tidak lain adalah nenek mereka. Sabrina tentu saja tidak percaya begitu saja dan berusaha menyakinkan Madam Smirt bahwa wanita itu tidak jauh berbeda dengan para penipu yang mengasuh mereka sebelumnya. Karena nenek mereka telah lama meninggal. Setidaknya itu yang dikatakan oleh ayah mereka sebelum mengilang. Namun Madam Smirt tak peduli dengan semua yang dikatakan Sabrina. Yang ada dipikirannya adalah bagaimana menyingkirkan kedua anak perempuan ini dari panti asuhannya.

Sampai di stasiun, Nyonya Grimm telah menunggu mereka. Ia berdiri bersama seorang pria yang dikenalkannya sebagai Tuan Canis, pelayan yang membantunya mengurus rumah. Dengan mobil butut, mereka meninggalkan stasiun dan menuju rumah pendek dan lebar yang memiliki dua lantai dan pintu yang aneh. Gembok yang digunakan untuk menutup pintu tersebut sangat banyak. Bahkan Nyonya Grimm memiliki ratusan kunci yang digunakan untuk membuka gembok tersebut. Tak hanya diluar, di dalampun tak kalah anehnya. Tumpukan buku dengan judul yang sangat aneh tergelatak di mana mana. 365 Cxara untuk memasak Naga adalah diantaranya.

Kecurigaan Sabrina terhadap wanita tua ini semakin besar ketika melihat foto foto yang bergelantungan di dinding. Tak satupun foto yang menunjukkan bahwa wanita ini adalah ibu ayahnya. Kecuali foto seorang bayi. Namun Sabrina merasa itu tak cukup untuk mengakuinya sebagai nenek. Namun lain halnya dengan Daphne. Adik Sabrina ini seperti tersihir. Apalagi ketika melihat makanan yang terlihat sangat lezat dihidangkan. Seakan diburu oleh waktu, Daphne segera melahap semua yang ada dihadapannya. Namun Sabrina tak menyentuhnya sedikitpun karena takut ada racun yang telah dituangkan didalamnya. Setelah berkali kali tinggal di rumah orang orang yang membuatnya menderita, Sabrina bersikap sangat hati hati. Bahkan memutuskan untuk melarikan diri begitu ada kesempatan.

Ketika malam semakin larut, Sabrina segera mengajak Daphne untuk melarikan diri. namun di luar rumah ternyata tak jauh lebih buruk. Segerombolan serangga yang dipikirnya kunang – kunang tiba tiba menyengat dirinya dan Daphne. Hal itu membuat Sabrina sangat terkejut karena selama ini tak ada kunang – kunang yang menggigit. Untunglah Nyonya Grimm segera menemukan mereka. Dari Nyonya Grimm, mereka tahu bahwa mereka bukan kunang – kunang namun segerombolan Pixie. Sayangnya tak ada penjelasan lebih lanjut mengenai serangga ini karena begitu sarapan pagi selesai mereka diajak Nyonya Grimm untuk menyelidiki sesuatu.

Sebuah rumah porak poranda.itulah yang dilihat oleh Sabrina dan Daphne. Bersama Anjing yang bernama Elvis, Nyonya Grimm mencoba mencari berbagai bukt dan semua mengarah pada satu kesimpulan bahwa rumah itu dihancurkan oleh seorang raksasa. Raksasa? Bagaimana mungkin? Bukankah semua itu hanya ada di buku dongeng. Sabrina tentunya tak bukan gadis bodoh yang mempercayai semua yang diucapkan oleh Nyonya Grimm.

Sesampai di rumah, Nyonya Grimm menjawab semua pertanyaan yang muncu di benak kedua cucunya. Ia menjelaskan bahwa mereka adalah keturunan Grimm Bersaudara, yang telah mengahsilkan karya – karya klask tentang dongen dan keajaiban. Bahkan Nyonya Grimm mengatakan bahwa tokoh-tokoh yang selama ini hanya dikenal Sabrina Dan Daphne di buku dongeng seperti putri salju, Ratu Hati, tujuh kurcaci, bahkan Jack si penakluk raksasa hidup di Ferryport Landing. Sebagai detektif dongeng, Nyonya Grimm tak dapat membiarkan begitu saja musibah yang telah menimpa rumah yang ditinggali oleh Tuan Applebee.

Sayangnya, belum juga petunjuk berikutnya mereka dapatkan, Nyonya Grimm dan Tuan Canis diculik oleh raksasa. Penculikan itu yang terjadi di depan mata Sabrina. Hal itu membuat semua dinding kecurigaan yang dibangunnya selama ini rubuh seketika. Terutama ketika melihat sosok raksasa mengerikan yang membuat diri mereka diam membeku. Tak satu ide yang keluar dari benak mereka.

***

Dari judul sampulnya saja, saya sudah menduga kalau buku ini pasti ada ubungannya dengan The Brothers Grimm yang terkenal. Tokoh – tokoh dalam dongeng tentu saja muncul di beberapa bagian. Pasti seru bisa bertemu dengan mereka. Asal tidak kebagian mantera jahat dari nenek sihir dengan sapu terbangnya. Yang lucu tuh ternyata Putri Salju sampai sekarang masih trauma dengan apel merah.

Yang jelas tinggal di rumah Nyonya Grimm pasti menyenangkan. Tumpukan buku tentang tokoh-tokoh dongeng belum lagi bisa melihat semua koleksi koleksi benda ajaibnya dan tentu saja kulkas ajaib yang tidak pernah kosong. Saya mau deh jadi cucunya Nyonya Grimm.

Kalau difilmkan gimana yah?

The Sisters Grimm: Petualangan Detektif Dongeng
Penulis: Michael Buckley
Penerjemah: Mutia Dharma
Cetakan I, Januari 2007
Penerbit:  Qanita
Tebal: 320 hal

No comments:

#SS2014: The Riddle

Here we go again~ Setelah dua tahun berturut-turut dapat buku terjemahan, tahun ini aku dapat buku dari penulis Indonesia. Ud...