Judul Indonesia: Dua Cinta
Penulis: Stephenie Meyer
Penerjemah: Monica Dwi Chresnayani
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Juni 2008
Tebal: 600 hlm
Jika dihadapkan pada pertanyaan “Siapa penulis favoritmu?“ , tanpa berpikir lagi yang akan saya ucapkan adalah Roald Dahl. Cerita yang ditulis oleh bapak yang satu ini memang menyenangkan untuk dibaca. Tidak peduli kebanyakan cerita yang ditulis untuk anak – anak. Dibandingkan dengan penulis lainnya, jumlah buku Roald Dahl di rak buku jauh lebih banyak. Beruntung beberapa karyanya telah diterjemahkan ke bahasa
Penulis: Roald Dahl
Ilustrator: Quentin Blake
Penerbit: Penguin Group
Cetakan: 2007
Tebal: 122 hlm
Di hampir semua buku yang bercerita tentang seorang nenek dan cucunya, dapat dipastikan kasih sayang tak henti – hentinya dicurahkan kepada sang cucu. Sayangnya hal itu tidak terjadi pada nenek George. Tak sekalipun perempuan tua yang menghabiskan seluruh waktunya dengan mengeluh dan menggerutu ini menunjukkan rasa pedulinya pada cucu satu-satunya, George. Karena ia hanya memperhatikan dirinya sendiri. Jangankan menanyakan kabar, mengajak George bermain saja tak pernah. Tak heran jika George pun tak pernah menyukai neneknya.
George tak daat berbuat banyak untuk menghadapi kelakuan neneknya yang menjengkelkan. Sampai suatu hari ketika di rumah hanya ada George dan neneknya. Seperti biasa celotehan demi celotehan yang menyakitkan telinga terdengar dari mulut neneknya. Bahkan hari itu nenek George terlihat sangat menyeramkan dan berhasil membuat George ketakutan.
Tingkah nenek yang keterlaluan membuat George semakin benci padanya dan akhirnya memutuskan bahwa neneknya harus diberi pelajaran. Setelah beberapa saat memikirkan berbagai rencana, George pun mengambil satu yang paling aman. Secara sembunyi – sembunyi ia mengumpulkan semua bahan yang akan di ramu menjadi obat yang benar-benar dahsyat dan tentu saja mujarab. Sebegitu dahsyatnya sehingga dijamin sang nenek tak akan berkutik.
Penulis: Roald Dahl
Ilustrator: Quentin Blake
Penerbit: Penguin Group
Cetakan: 2001
Tebal: 200 hlm
Di sebuah lembah, terdapat tiga peternakan yang masing – masing dimiliki oleh Mr. Boggis, Mr. Bunce dan Mr. Bean. Mr. Boggis memiliki peternakan Ayam, Mr. bunce memelihara bebek dan angsa sedangka Mr. Bean tak hanya memelihara kalkun namun juga memiliki kebun apel yang luas. Sayangnya mereka bukanlah pria yang dermawan. Lebih parah lagi mereka adalah pria-pria yang tidak jujur. Bahkan semua orang sepakat bahwa mereka adalah sekumpulan peternak jahat.
Berkumpul bersama setiap malam menjadi suatu rutinitas bagi mereka. masing – masing dari mereka memengang senjata api yang akan digunakan untuk berburu Mr. Fox, yang telah lama menjadi musuh bebuyutan mereka. Tindakan mereka beralasan. Mr. Fox selama ini selalu berhasil mencuri hasil ternak dan kebun mereka.
Awalnya mereka tak pernah berhasil menjebak Mr. Fox. Karena Mr. Fox adalah rubah yang sangat pandai. Namun suatu malam, mereka berhasil melukai Mr. Fox. Tak hanya itu, mereka bahkan merusak sarang Mr. Fox sehingga memaksa seluruh penghuni pindah untuk mencari tempat yang lebih aman.
Selama beberapa hari setelah kejadian , Mr. Fox tidak keluar dari sarang. Karena ia tahu bahwa ketiga petani jahat itu masih menunggunya. Sayangnya persediaan makanan makin menipis dan memaksanya memikirkan cara lain untuk memperoleh hasil ternak dan kebun para petani jahat.
Penulis: Roald Dahl
Ilustrator: Quentin Blake
Penerbit: Penguin Group
Cetakan: 2001
Tebal: 88 hlm
Sophie adalah satu dari puluhan anak yang tinggal di panti asuhan. Tinggal di tempat itu bukanlah hal yang menyenangkan. Sophie tahu ia tak punya banyak pilihan. Namun ia tak pernah berhenti berharap suatu hari ia akan meninggalkan panti asuhan, tempat ia di besarkan.
Tak dinyana, suatu malam keinginannyaterkabul. Di saat semua penghuni panti asuhan telah tertidur pulas, Sophie malah terjaga. Suasana saat itu memang sedikit berbeda dari malam – malam sebelumnya. Dari kejauhan, Sophie dapat mendengar suara aneh yang membuatnya penasaran. dengan hati – hati ia meninggalkan tempat tidur dan menuju jendela untuk mengintip. Ia dapat melihat dengan jelas seorang pria dengan ukuran tubuh yang sangat besar mengendap-endap disalah satu jendela milik tetangganya. Ia tak sedang bermimpi dan yakin bahwa pria yang dilihatnya adalah raksasa.
Sophie tak dapat menyembunyikan rasa takutnya. Bahkan dibalik selimutnya ia masih saja gemetaran. Tiba – tiba dari luar jendela, satu tangan raksasa menjulur masuk. Meraih badannya yang kecil.. Raksasa itu ternyata tahu bahwa Sophie telah melihat gerak geriknya. Sophie memang ingin meninggalkan tempat itu. Namun tidak dengan cara seperti ini.
Fujiwara No Mitsuko adalah gadis berusia tiga belas tahun di Jepang abad kedua belas. Seperti gadis bangsawan lainnya di istana kekaisaran, Mitsuko hidup di balik tirai kesopanan, memakai kimono berlapis-lapis untuk menutup bentuk tubuhnya dan — bila di hadapan umum — menyembunyikan wajahnya di balik lengan kimono.
Tetapi Mitsuko bukan gadis biasa. Ketika desanya diserang bandit, kakak ipar laki-lakinya terbunuh, dan keluarganya dibawa pergi seorang pemimpin militer, Mitsuko mendapatkan keberanian untuk memasuki dunia bawah. Dengan bantuan tengu — makhluk berwujud burung gagak — dan makhluk-makhluk fantastik lainnya, Mitsuko melakukan perjalanan demi memulihkan harta dan kehormatan keluarganya
Here we go again~ Setelah dua tahun berturut-turut dapat buku terjemahan, tahun ini aku dapat buku dari penulis Indonesia. Ud...