Tuesday, 22 July 2008

Review: Chasing Vermeer-Blue Balliett




Beberapa tahun belakangan ini saya berusaha untuk mengapuskan kata” kebetulan “ dalam kamus pribadi saya. Seminimal mungkin saya menggunakan kata tersebut dalam berkomunikasi dengan orang lain.Karena saya percaya bahwa di dunia ini tidak ada yang kebetulan dan semua yang terjadi dalam dunia ini memang sudah digariskan dalam buku-Nya.

Seperti itulah yang juga terjadi pada Petra dan Calder. Mereka adalah teman sekelas, rumah mereka hanya berjarak beberapa rumah namun mereka bertegur sapa. Keduanya memang tidak punya alasan untuk memulai satu percakapan yang panjang. Walau tanpa diketahui oleh keduanya, mereka telah saling mengamati. Petra tahu bahwa Calder sangat menyukai pentomino, mainan yang selalu di bawa calder kemanapun. Calder juga tahu bahwa Perta adalah anak perempuan yang pendiam, yang selalu sendirian di sekolah dan tampak tak peduli dengan sekitarnya. Tentu saja rambut Petra yang berbentuk segi tiga menambah daftar keanehannya.

Sampai akhirnya nasiblah yang membuat mereka akrab. Dari tabrakan di trotoar sampai insiden yang sedikit memalukan di Institut Seni. Kunjungan untuk melihat – lihat lukisan di jam pelajaran ini adalah ide Miss Hussey. Guru mereka yang juga tak kalah aneh dengan semua tugas yang diberikan kepada murid-muridnya. Semua itu juga bukan suatu kebetulan.

Bukan pula sebuah kebetulan ketika Petra menemukan sebuah buku berjudul Lo! di kotak sumbangan di depan Toko Buku Bekas Powwell’s, begitu juga dengan mimpinya tentang seorang wanita yang ternyata sama dengan wanita yang berada di sebuah lukisan A Lady Writing mahakarya Johannes Vermer terkenal yang saat ini di curi oleh seseorang dengan cara yang aneh. Sang pencuri menulis surat ke sebuah surat kabar nasional tentang keberadaannya dan tak lupa mencantumkan ancaman yang dilakukannya.

Tak hanya Petra dan Calder yang bereaksi saat tahu semua hal tersebut. Seluruh penduduk kota bahkan mengadakan aksi unjuk rasa yang menuntut agar pencuri itu segera mengembalikan A Lady Writing.

Satu demis satu penyelidikan pun mulai dilakukan Petra dan Calder. Dari hal – hal yang berkaitan tentang Vermeer sampai menjelajahi beberepa tempat yang mereka curigai. Sampai berdiskusi dengan Mrs Sharpe, wanita yang nampaknya tahu banyak tentang A Lady Writing. Mereka tahu menemukan lukisan itu bukanlah hal mudah. sayangnya ada satu yang tidka mereka ketahui, pencuri aneh itu benar- benar berbahaya.

Petualangan yang menarik. Walau sedikit memusingkan. Setidaknya itu juga yang menjadi alasan mengapa buku yang ini memakan waktu lama untuk dilahap. Saya harus mengumpulkan banyak mood untuk menyelesaikannya. entah karena pengaruh terjemahan atau karena memang begitu cara Balliett Helquist memulai ceritanya.

Awalnya memang sedikit membosankan namun begitu masuk ke dalam dunia Petra dan Calder semuanya tiba-tiba berubah menjadi menarik. Balliett Helquist benar – benar bekerja keras dalam mengumpulkan data sebelum kahirnya menggunakan kesemua yang didapatkannya menjadi sebuah cerita. Membuat rasa penasaran muncul ke permukaan. Buku – buku menggunakan data – data sesungguhan memang dengan mudah menarik perhatian saya. Tak butuh waktu lama untuk mengetahui bahwa Balliet Helquist jatuh cinta pada seni. Sehingga tak hanya pentomino yang membuat saya ingin mencobanya, namun begitu menyelesaikan buku ini saya juga ingin melihat lukisan yang menjadi tema sentral di buku ini. saya bukan pengagum seni. Tapi buku ini benar- benar membuat saya ingin melihat warna – warna cantik pada lukisan wanita yang sempat hadir di mimpi Petra.

Bagian yang tak kalah menarik adalah ilustrasi yang ada di dalam buku ini. Mengejutkan! Karena Brett Helquist tidak lain adalah ilustrator yang juga menghiasi seial A Series Unfortunate Event(ASUE) milik Lemony Snicket. Sedikit mengherankan karena saya tidak mengenali satu pun goresan miliknya. Mungkin karena pengaruh gelapnya semua ilustrasi dibuatnya kali ini. Tidak seperti di ASUE yang gambarnya jauh lebih menarik.

Petualangan Petra dan Calder ternyata tak berakhir. Karena Qanita kembali menerbitkan The Wright 3-Tiga Sekawan Wright ,buku Balliet Helquist berikutnya. Yang tak lama lagi akan saya posting reviewnya.

Chasing Vermeer
Judul Indonesia: Misteri Lukisan Vermeer
Penulis: Blue Balliett
Ilustrasi: Brett Helquist
Penerjemah: Femmy Syahrani
Penerbit: Little K
Cetakan: I, Juni 2006
Tebal: 316 hlm

1 comment:

Unknown said...

Thanks gan review nya ntapz

#SS2014: The Riddle

Here we go again~ Setelah dua tahun berturut-turut dapat buku terjemahan, tahun ini aku dapat buku dari penulis Indonesia. Ud...