Akhirnya! Pernikahan Miss Summers dengan Dad akan segera dilangsungkan. Tentu saja bukan hanya mereka berdua saja yang merasakan kebahagiaan tersebut. Karena Alice juga turut merasakannya. Pesta pernikahan ini adalah sesuatu yang telah di tunggu – tunggu Alice sejak lama. Tidak hanya karena berhasil menjodohkan keduanya dan membuat Ayahnya memulai kehidupan baru lagi, namun lebih kepada kehadiran sosok ibu, yang selama ini tak pernah dimilikinya.
Perubahan demi perubahan pun terjadi menjelang pernikahan. Pertama adalah kepindahan Lester, abangnya, ke sebuah apartemen yang berjarak tiga kilometer dari rumah. Keputusan yang sedikit membuat Alice merasa kehilangan, walau Lester berjanji akan tetap mengunjungi mereka. Yang kedua tentu dan sedikit membuatnya terkejut adalah perubahan besar pada isi rumah mereka. Miss Summers mulai memindahkan barang-barang miliknya bahkan mengusulkan untuk merubah beberapa dekorasi rumah. Alice mulai merasakan sesuatu yang lain.
Perasaan aneh itu terus berlangsung ketika pernikahan berlangsung bahkan ketika keduanya kembali kdari bulan madu. Alice mulai merasa terasingkan. Bahkan ia merasa canggung karena kehadiran Miss Summers di rumah mereka. Sampai suatu hari Alice tak dapat lagi menyembunyikan semua yang dirasakannya.
Mengikuti perjalanan Alice kali ini cukup menyenangkan. Dari pernikahan sampai masalah yang dihadapinya di sekolah. Seperti buku yang lain, tidak sedikit yang membuat saya sedikit terpingkah dan ada beberapa hal yang bisa diambil jadi pelajaran. Walau begitu banyak sikap Alice kali ini sedikit mengecewakan. Padahal di buku sebelumnya, Simply Alice, Alice terlihat lebih dewasa menyikapi semua hal yang dihadapinya. Namun sekarang semua seakan lenyap di telan bumi. Menghilang begitu saja. Mungkin juga karena dipengaruhi rasa kalut menjelang pernikahan.
Satu hal yang juga sedikit mengganggu adalah banyaknya hal baru yang tiba – tiba muncul begitu saja. Seperti cerita tentang keluarga Miss Summers, kegiatan Alice, Pamela dan Elizabeth beberapa bulan lalu dan tentu saja keputusan Lester untuk keluar dari rumah mereka. Walau tak menggangu inti cerita namun tetap saja terasa seperti lubang – lubang kecil. Dari sang editor, ternyata sebelum buku ini ada satu buku dari serial Alice yang tidak diterjemahkan karena pengurusan ijin terbit yang sedikit bermasalah. Semoga ke depannya tidak akan terjadi lagi. Karena ini bukan yang pertama kalinya.
Including Alice
Judul Indonesia: Oh...Begini Rasanya Punya Mama
Penulis: Phyllis Reynolds Naylor
Penerjemah: Vina Damajanti
Editor: Primadonna Angela
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Agustus 2008
Tebal: 264 hal
Judul Indonesia: Oh...Begini Rasanya Punya Mama
Penulis: Phyllis Reynolds Naylor
Penerjemah: Vina Damajanti
Editor: Primadonna Angela
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Agustus 2008
Tebal: 264 hal
No comments:
Post a Comment