Wednesday 24 October 2007

Review: The Sisterhood Of the Traveling Pants - Ann Brashares



Ini untuk pertama kalinya mereka tak menghabiskan liburan musim panas bersama. Musim panas merupakan penyatu kehidupan mereka. Sejak kecil bahkan ketika mereka masih dalam kandungan, mereka telah terikat satu sama lain. Carmen akan menghabiskan liburan bersama Ayanya, Al, di South Carolina. Lena akan berlibur bersama adiknya Effie Di Yunani.Bee akan mengikuti kamp sepak bola di baja California. Hanya Tibby Yang tetap di Washington DC untuk kerja sambilan di Wallman’s.

Hingga hari terakhir sebelum Carmen,Lena, Tibby dan Bee menjalani liburan sendiri sendiri, celana jins usang itu hanya terjejalkan di belakang pintu kamar Carmen. Celana itu dibeli Carmen di toko pakaian bekas di pinggiran kota Georgetown. Ajaib, celana biru itu ternyata pantas dikenakan oleh keempat sahabat itu. padahal mereka memiliki ukuran yang berbeda-beda. Melihat itu mereka sepakat untuk menyertakan celana itu dalam musim panas mereka kali ini. Bahkan mereka membuat upacara persahabatan untuk mengukuhkan celana itu sebagai Celana Persaudaraan. Setiap orang akan memiliki kesempatan untuk mengenakannya selama 2 pekan, setelah itu mereka harus mengirimnya ke orang berikutnya. Celana itu bahkan tak boleh di cuci dan deretan peraturan lain yang hanya diektehui oleh keempat sahabat itu. Musim panas kali ini orang yang pertama kali mengenakannya adalah Lena

Lena
Di Yunani, Lena mengunjungi kakek dan neneknya yang menyambutnya dengan suka cita. Lain dengan neneknya, Valia, yang dapat berbahasa inggris, kakeknya, Bapi, tak mengerti satu kalimatpun. Sehingga Lena tak dapat berkomunikasi dengannya. Padahal banyak hal yang ingin diceritakannya pada Bapi. Lena menyesal tak mempelajari bahasa lebih dalam. Padahal bahasa pertamanya waktu bayi adalah bahasa Yunani.

Petualangan pertama dengan celana persaudaraan dimulai ketika ia berkenalan dengan Kostos, pemuda tampan yang sangat disukai oleh Bapi dan Valia. Dalam sekali lihat, semua orang tahu bahwa Kostos menyukai dirinya. Namun entah apa yang mengusai Lena saat itu, Kostos ditolaknya mentah-mentah. Semua hal yang dilakukannya ditujukan untuk menjauhi Kostos. Sampai suatu insident membuatnya tersadar.

Tibby
Tak ada pilihan lain bagi Tibby selain melaksanakan semua kerja paru waktunya di Wallman’s. Di hari pertama kerjanya, rasa optimis Tibby di kacaukan dengan warna celemeknya. Belum apa-apa ia merasa bosan. Samapi suatu hari ada seorang anak perempuan yang pingsan menimpa piramida roll-on antierspirant. Anak perempuan itu bernama Bailey. Kesan pertama yang ditangkap Tibby, Bailey adalah orang yang harus dihindari. Namun setelah mengenal anak perempuan yang menderita leukemia lebih jauh, ternyata Bailey tidak seburuk yang ia pikir. Bahkan Bailey banyak memberinya pelajaran baru, memahami hal – hal yang selama ini tak pernah dilihatnya.

Bee
Perhatian bee di Kamp sepak bola kini tidak hanya bagaimana bermain sebaik mungkin. Bahkan ia nekad pindah kelompok secara sembunyi sembunyi agar dapat lebi dekat dengan salah satu pelatihnya, Eric. Segala usaha dilakukan untuk menarik perhatian pria yang satu ini. Bee tidak peduli terhadap semua larangan yang berlaku di kamp. Bahkan ia memanfaatkan Celana Persaudaraan untuk menaklukkan Eric, pria yang benar benar membuatnya lupa daratan

Carmen
Sejak orang tuanya bercerai, musim panas adalah saat –saat yang ditunggu oleh Carmen. Hanya saat lburan seperti inilah ia bisa bertemu Ayahnya, Al. Biasany ayahnya yang mengjunginya. Namun kali ini ayahnya memintanya untuk mengunjunginya. Seperti tahun tahun sebelumnya, Carmen yakin liburan kali ini akan menyenangkan. Carmen tak pernah menyangka ayahnya akan mengenalkannya pada Lydia, wanita yang kelak akan menjadi istrinya. Tak berhenti sampai di sana, mereka ternyata telah tinggal bersama dua anak Lydia, Paul dan Krista. Awalnya Carmen berusaha keras untuk menutupi kekecewaan terhadapa ayahnya, sayangnya rasa itu akhirnya membuatnya meledak dan melakukan hal yang tak hanya menimbulkan luka di hati ayahnya.

Celana Persaudaraan seakan menjadi saksi untuk semua hal hal yang dialami oleh Lena, Tibby, Bee dan Carmen. Senang, sedih, suka, duka yang dialami oleh keempat sahabat ini dapat terlihat di seluruh sisi celana biru itu. Tentunya banyak pelajaran baru yang mereka dapatkan bahkan celana ini pula yang membuat ikatan persahabatan mereka semakin erat.

***

Pengen deh punya sahabat seperti Carmen, Lena, bee dan Tibby >_<

Hiks…
Buku yang membuat saya terharu. Bahkan sempat terisak. Terutama semua bab yang berhubungan dengan Tibby dan Carmen.

Teenlit ini memang pantas bersanding dengan buku buku lain di rak. Makasih untuk Kobo dan Echan yang tetap berusaha menyakinkan saya untuk membaca buku yang satu ini.Satu yang menarik adalah quote –quote yang ada di setiap bab. Walau ada beberapa yang tidak saya mengerti.

The Sisterhood Of the Traveling Pants 
Judul Indonesia: Celana Persaudaraan

Penulis: Ann Brashares
 
Penerjemah : Monica Dwi Chresnayani
 
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
 
Cetakan: II, November 2004

2 comments:

Anonymous said...

kebayang gak sih kalo jins gak dicuci dan dipake berbulan-bulan gantian? :D

Anonymous said...

hehehehe...ini sampai empat tahun ga di cuci...ihhh...

#SS2014: The Riddle

Here we go again~ Setelah dua tahun berturut-turut dapat buku terjemahan, tahun ini aku dapat buku dari penulis Indonesia. Ud...