Samurai menjadi bagian yang tak lepas dari sejarah Negeri Jepang. Kisah para samurai mengalir menjadi cerita turun temurun. Para penulis novel seakan tak bosan bosannya mengambil tema tentangnya. Bahkan mangaka sekalipun.
Secara harfiah samurai berarti melayani dalam hal ini melayani majikan mereka. Selain keahlian dan kemampuan bertempur, kesetiaan juga dijadikan sebagai modal utama yang wajib dimiliki seorang samurai dalam menjalani tanggung jawab. Dari menjaga keselamatan ataupun kehormatan sang majikan. Semua akan dikorbankan bahkan ketika taruhannya adalah nyawa mereka sekalipun.
Bahkan ketika sang majikan telah kehilangan nyawa sekalipun, kesetiaan mereka tak pernah berubah. Walau gelar Samurai yang mereka sandang berubah menjadi mantan samurai atau yang dikenal sebagai Ronin. Dari catatan sejarah, diketahui terdapat sebanyak 47 Ronin yang dimakamkan di sebuah kuil bernama Sengaku. Makam mereka berdekatan dengan makam pemimpinnya. Sayangnya keterangan rinci tentang peristiwa yang menimpa mereka sangat kabur. Berbagai versi telah dikisahkan baik dalam cerita, daram aataupun film. Buku ini juga menceriakan salah satu kisah tentang kesetian para Ronin
Pada awal abad ke- 18, kekacauan besar-besaran terjadi di Jepang yang saat itu masih beribukota Edo. Para pemimpin hanya memberikan peratian pada pesta pora, dan pameran kemewahan. Korupsi dibiarkan terjadi dimana – mana. Sebaliknya kehidupan rakyat sangat memprihatinkan. Kelaparan merajalela di mana-mana. Mayat – mayat manusia tak jarang ditemui dipinggir-pinggir jalan. Apalagi saat aturan baru diberlakukan oleh Shogun.
Peraturan yang sungguh tak masuk diakal, sayangnya tak seorangpun daat menolak ataupun membantah. Peraturan yang disebut sebagai Undang-undang Pelestarian dimana semua penduduk jepang tidak diperbolehkan untuk membunuh jenis binatang apapun. Bahkan para petani tidak diperbolehkan untuk membunuh hama yang mengganggu. Tak heran jika kekecauan ekonomi terjadi akibat tak satupun panen yang berhasil dituai. Hal ini menyebabkan harga makanan semakin sulit dijangkau oleh kalangan masyarakat bawah.
Tidak sedikit Daimyo yang menyayangkan semua kajadian yang menima Jepang termasuk juga keputusan Shogun. Namun karena para samurai sangat menjunjung nilai sebuah kesetiaan, tak satupun yang akhrinya melanggar perintahnya.
Adapun lord Asano, salah satu Daimyo muda dari Ako yang sangat tidak menyukai pejabat Istana yang korupsi dan selalu berharap menerima suap dari para pejabat istana.Saat upacara yang dilaksanakan di kastil Shogun, perasaan bencinya terhadap kira, sang koruptor, tak dapat lagi dibendung. Dengan pedang miliknya, Lord Asano berhasil menorehkan luka di tubuh sang pemimpin upacara istana. Tak tanggung – tanggung, hukuman yang diterimanya adalah hukuman mati.
Peristiwa ini jelas menjadi pukulan berat bagi para samurai yang selama ini menjadi pengikutnya dan dengan setia melayaninya. Banyak diantara mereka yang akhirnya beralih profesi, namun sebagian lagi tetap bertahan.Banyak diantara samurai yang dalam waktu singkat berubah status menjadi Ronin mencetuskan untuk membalas dendam. Namun oleh Oishi, salah satu pengikut setia Lord Asano, rencana tersebut ditanggukan. Karena ia mengajukan seuah petisi yang bertujuan untuk mempertahankan daerah kekuasaan maupun harta peninggalan Lord Asano bagi istri dan anaknya. Sayang petisi tersebut ditolak. Sehingga tak ada jalan lain selain menjalankan rencana awal, balas dendam.
Didorong oleh rasa malu yang besar begitu mengetahui bahwa mereka hidup dibawahlangi yang sama dengan orang yang menyebabkan kematian majikan mereka., rangkaian balas dendam yang berubah menjadi peristiwa berdarah yang mengejtkan seluruh negeri. Namun sekali lagi memerlihatkan kesetian sekelompok samurai. Pengabdian dan pengorbanan yang mereka tunjukan memang tak diragukan.
Walau mungkin tidak menjadi kisah yang sesungguhnya, buku ini mampu mempermainkan emosi. Dengan mudah perasaan yang dimiliki para Ronin dirasakan oleh para pembaca. Rasa kehilangan yang amat dalam atas majikan yang selam aini mereka lindungi bahkan ketika akhirnya sampai menyetujui jalan berdarah yang mereka pilih.
Sayangnya ada beberapa bagian yang menurut saya tidak begitu penting untuk dimasukkan dalam kisah ini. Mungkin karena saya terlanjur terbakar untuk mengetahui tindakan apa saja yang dilakukan oleh para ronin.
Dari wikipedia, 47 ronin ini memang menjadi salah satu kisah yang terkenal selain Miyamoto Musashi, yang sayangnya sampai sekarang tak kunjung mampir di rak buku saya. Yang jelas, kisah ronin yang satu itu tak kalah menariknay. Setidaknya hampir semua kutu buku mengakui hal tersebut. Sampai beredar kabar, bahwa buku Miyamito Musashi adalah salah satu buku wajib dimiliki para pencinta buku.
Kisah 47 Ronin
Judul Asli: The 47 Ronin Story
Penulis: John Allyn
Penerjemah: Rthresa Dewi
Penerbit: Matahati
Cetakan: II,April 2007
Tebal: 312
1 comment:
ally, cerita ini kan kisah nyata yang difiksikan oleh seseorang yang bukan orang jepang. jadinya wajar aja kalo ada kejadian yang ditambah2in. soalnya kalo gak ditambahin, malah jadi cerita sejarah.
Post a Comment