Friday 27 June 2008

Modoc


Modoc
Penulis: Ralph Helfer
Alih Bahasa: Utti Setiawati
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Cetakan: I, 2007
Tebal: 419 hlm

“Tetapi kau tak boleh lupa. Kau harus bertanggung jawab, selamanya, atas apa yang telah kau jinakkan....”
-Rubah, Little Prince”

Seumur hidup baru sekali saya melihat atraksi sirkus secara langsung. Selebihnya hanya melalui layar TV. Tentu saja menyaksikan pertunjukan yang hanya berjarak beberapa meter dari bangku penonton jauh lebih seru. Setiap gerakan yang mereka lakukan, baik itu manusia maupun atraksi hewan-hewan, selalu mengundang decak kagum dan riuhnya tepuk tangan. Karena tidak semua manusia maupun hewan bisa melakukan hal –hal yang demikian. Tentunya tak lepas dari usaha keras para pelatih.

Mungkin karena alasan itulah, mengapa orang tak pernah bosan untuk mendatangi pertunjukan sirkus. Bahkan sampai detik inipun bisnis sirkus masih ada di beberapa negara. Entah bagaimana dengan nasib sirkus indonesia yang saya lihat sewaktu SD dulu.

Modoc, judul buku sekaligus nama seekor gajah yang tinggal di salah satu sirkus kecil di jerman. Bukanlah kebetulan hari lahirnya bersamaan dengan seorang anak bernama Bram di jam, hari dan tempat yang sama. mereka tumbuh dan besar bersama. tak heran jika ikatan antara keduanya terjalin yang semakin lama semakin kuat. Modoc seakan paham takdir telah memilih Bram untuk mendampinginya dan begitu pula sebaliknya.

Dari Josef, sang ayah, Bram belajar bagaimana memperlakukan dan memahami Modoc. Tak hanya soal Modoc, sejak kecil Bram dilatih untuk tidak merasa takut pada binatang-binantang besar lainnya. Karena Josef yakin di masa depan , anak laki-lakinya akan menggantikannya sebagai pelatih gajah yang tangguh. Tak ingin mengecewakan ayahnya, setiap harinya Bram memperlihatkan kemajuan.

Sayangnya semua mimpi Josef dan Bram harus kandas. Karena secara sepihak dan alasan kesehatan, Franz, pemilik sirkus, memutuskan untuk menjual seluruh wan – hewan sirkus miliknya. Tak butuh waktu lama untuk melihat mobil – mobil besar yang digunakan untuk mengangkut semuanya. Sayang pemilik yang baru tidak memperkenankan semua pelatih para hewan untuk ikut.

Keputusan mendadak seperti ini memberi pukulan telak bagi Bram dan ayahnya. Karena untuk berpisah dengan gajah –gajah yang telah menjadi bagian dari hidup mereka adala hal yang mustahil untuk dijalani. Sayangnya pemilik sirkus yang baru adala seseorang yang tak mudah untuk diyakinkan. Bahkan ketika bram memohon untuk diikutkan dalam rombongan sirkusnya.

Tak kehabisan akal, Bram akhirnya nekat untuk mengikuti rombongan sirkus baru secara diam - diam. Tak peduli apapun resiko yang mungkin timbul dan yang juga berarti harus meninggalkan orang –orang yang paling dicintainya. Yah, ikatan dengan Modoc telah begitu kuat melilit hidup Bram. Tidak ada yang pernah menduga bahkan Bram maupun Modoc akan semua peristiwa yang mereka hadapai selanjutnya, yang tak jarang nyaris merenggut nyawa mereka. Keputusan yang diambil Bram bukan sekedar menyelesaikan tanggung jawab pada Modoc ataupun memenuhi janji pada ayahnya. Karena Bram merasa kehadiran Modoc adalah bagian dari takdirnya.

Tak perlu diragukan cinta antara Bram pada Modoc. Gajah betina ini pun mengerti akan kasih sayang yang diberikan Bram. Setiap ucapan Bram dengan mudah dimengerti olehnya. Ikatan persahabatan yang kuat antara keduanya jugalah yang membuat mereka sanggup bertahan hidup diantara semua kejadian-kejadian mengerikan.

Beberapa diantara bab-bab yang mengisahkan perjalanan panjang Bram dan Modoc berhasil membuat saya meneteskan air mata. Saya sungguh tak menyangka kalau ikatan antara manusia dan hewan bisa sekuat ini.

Buku yang ditulis oleh Ralph helfer, pelatih binatang terkenal di Hollywood, diangkat dari kisah nyata. Beberapa foto Modoc pun menjadi bagian buku ini. Sayang, tidak ada keterangan gambar. Jadi nggak benar – benar tahu Bram yang mana. Walau itu tak menjadi hal yang mengurangi asyiknya membaca kisah yang mengharukan ini.

Dari hasil perkiraan, kisah Bram dan Modoc mungkin saja terjadi puluhan tahun yang lalu. Karena sekarang tak banyak lagi sirkus yang mempertontonkan keahlian para binatang. Dari wikipedia, dikatakan bahwa pertunjukan sejenis banyak menuai protes dari beberapa kalangan apalagi dari kalangan pencinta binatang. Bahkan beberapa negara sekarang melarang keras sirkus yang masih melibatkan para hewan sebagai bagian dari pertunjukannya. Walau mungkin hingga saat ini masih ada orang –orang yang berprofesi sebagai penjinak sekaligus pelatih hewan. Semoga saja tak hanya ikatan mereka bisa seperti Bram dan Modoc.

No comments:

#SS2014: The Riddle

Here we go again~ Setelah dua tahun berturut-turut dapat buku terjemahan, tahun ini aku dapat buku dari penulis Indonesia. Ud...