Saturday 7 June 2008

A Series of Unfortunate Events: Carnivorous Carnival


A Series of Unfortunate Events: Carnivorous Carnival
(Judul Indonesia: Karnaval Karnivora)
Penulis: Lemony Snicket
Alih Bahasa: Primadonna Angela
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, April 2008
Tebal: 288 hlm


Setelah menunggu lama, akhirnya buku ke 9 ini akhirnya terbit juga. Karnaval Karnivora muncul setelah hampir dua tahun sejak buku yang terakhir terbit. Dua tahun adalah waktu yang cukup untuk mengerti proses penerbitan sebuah buku ternyata bisa memakan sampai berbulan bulan lamanya.


Sayangnya dua tahun itu ternyata bukan waktu yang cukup untuk membuat Count Olaf sadar akan semua tindakan yang kejam dan mengerikan. Bukan waktu yang cukup untuk membuat anak anak Baudelaire terlepas dari hal hal yang berbahaya ataupun yang berbau kesialan. Dua tahun ternyata bukan waktu yang cukup bagi Mr Snicket untuk menuliskan sesuatu yang menyenangkan. Bahkan seperti buku buku sebelumnya, Mr Snicket tak pernah berhenti untuk mengingatkan kepada semua pembaca bahwa buku ini tak pernah menjanjikan cerita yang menyenangkan.


Seperti buku – buku yang telah terbit sebelumnya, hal – hal buruk masih membayangi Violet, Klaus dan Sunny. Setelah berdesakan di bagasi belakang milik Count Olaf yang tidak hanya sempit, namun juga memaksa mereka mengalami perjalanan yang sangat menyiksa. Sampai akhirnya mereka tiba disebuah tempat bernama Karnaval Karnivora.


Dari hasil menguping, mereka tahu bahwa pemilik karnaval ini adalah Madame Lulu yang menjadi salah satu orang kepercayaan Count Olaf. Madame Lulu memmpunyai sebuah bola kristal yang selama ini digunakan untuk melacak keberadaan Baudelaire bersaudara. Tak satupun ramalannya yang pernah meleset dan sekali lagi Count Olaf ingin menggunakan kekuatan magisnya. Yang mengejutkan Madame Lulu bahkan tahu bahwa salah satu dari orang tua Baudelaire bersaudara selamat dari kebakaran yang menghanguskan rumah mereka.


Tak hanya itu, mereka juga tahu bahwa Madame Lulu membutuhkan sesuatu yang baru yang setidaknya bisa kembali menghidupkan karnavalnya. Dengan menggunakan semua barang – barang milik Count Olaf yang diletakan begitu saja di bagasi mobil, mereka menyamar menjadi orang – orang aneh. Mengetuk pintu karavan dan mengenalkan diri sebagai Beverly, Elliot dan Chabo. Tak mudah melakukan penyamaran apalagi harus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Madame Lulu di depan Count Olaf dan para pengikutnya. Untung saja tak butuh waktu lama untuk diterima menjadi bagian dari Karnaval Karnivora. Keanehan pada diri mereka dianggap pantas untuk dipentaskan di panggung pertunjukan. Sempat menjadi bahan tertawaan oleh Count Olaf dan teman- temannya tak menjadi permasalahan bagi ketiganya. Setidaknya kini mereka bisa melalukan penyelidikan terhadap Madame Lulu yang sepertinya mengetahui segala hal hanya dengan bola kristalnya.


Segera setelah wawancara selesai, mereka dibawa ke sebuah karavan yang pada salah satu sisinya tertulis Orang – Orang Aneh. Di dalamnya ada Hugo, pria dengan punuk dibagian belakang, Kevin yang tak pernah berhenti mengeluh dengan kedua tangan dan kakinya yang ambidextrous. Collete, perempuan yang dengan mudah melipat seluruh anggota tubuhnya.


Pertunjukan Orang – Orang Aneh pun dimulai keesokan harinya. Tak heran mengapa Kevin dan Collete tak berhenti mengeluh. Karena cemooh dan ejekan seakan tak heni- hentinya mengalir dari arah penonton. Bahkan ada yang dengan teganya melempar minuman beserta gelas kertasnya ke arah mereka.


Saat waktu istirahat tiba, Violet, Klaus dan Sunny tak menyia-nyiakan waktu. Segera mereka menyusup ke tenda peramal Madame Lulu. Dengan kecerdasaan yang dimiliki Violet, mereka pun mengetahui semua rahasia dibalik bola kristal bahkan di dalam tenda itu mereka menemukan banyak hal yang mengejutkan.


Cukup sampai disitu. Rasanya tidak menyenangkan untuk kalau harus menceritakan lebih banyak hal lagi mengenai kejadian apa yang akan menimpa Violet, Klaus dan Sunny. Seperti yang dikatakan oleh Mr Snicket di sampul belakang, buku ini hanya memuat hal-hal yang menimbulkan rasa tak nyaman.


Walau harus diakui bahwa ketidaknyamanan itulah sebenarnya yang menjadi kekuatan dari serial ini. Membuatnya selalu dinantikan. Begitu banyak misteri yang menyelimuti kisah Baudelaire bersaudara juga menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan ketika membaca puisi – puisi singkat yang ditulis Mr Snicket di halaman depan. Puisi-puisi pendek yang selalu berima itu menjadi salah satu bagian yang tak akan saya lewatkan setiap kali memegang buku ini.


Tak ketinggalan penjelasan Mr Snicket mengenai suatu frase ataupun satu kata untuk menggambarkan keadaan Violet dan kedua saudaranya di setiap buku. Termasuk kata- kata Sunny yang hanya bisa dimengerti oleh Violet dan Klaus. Tentunya semua itu tak lepas dari kerja keras para penerjemahnya. Saya dibuat takjub dengan kemampuan mereka bermain – main dengan istilah yang diciptakan oleh Mr Snicket. Sehingga apa yang coba disampaikan oleh sang penulis dalam bahasa aslinya dapat dengan mudah dirasakan oleh para pembaca. Bahkan saat membaca judul di sampul depan sekalipun.


Berbicara mengenai ilustrasi, saya sungguh menyukai setiap coretan yang dibuat oleh Brett Helquist. Semua terlihat sangat rapi. Seakan menjadi ciri khas, ilustrasi yang dibuatnya selalu ditaruh di lembar pertama setiap bab. Seakan ingin memberi tahu apa yang ada di paragraf – paragraf berikutnya. Kesuraman di setiap tarikan garis juga turut mendukung setiap kemalangan yang terjadi dalam buku ini.


Tahun 2004, tiga buku pertama dari serial ini diangkat ke layar lebar. Seperti buku – buku lain yang diangkat ke layar lebar, ada beberapa hal yang berbeda dengan buku aslinya. Secara keseluruhan scene – scene yang ada mampu menggambarkan kemalangan anak – anak Baudelaire. Namun tetap saja tak ada yng mengalahkan buku aslinya. Sayangnya tak lagi ada kabar tentang kemungkinan untuk membuat sequel dari buku buku berikutnya.


Yang mengejutkan, dari Answers.com, ternyata beberapa serial yang selalu terdiri dari 13 bab di dalamnya ini dapat beberapa penghargaan. Colorado Children̢۪s Book Award, Nevada Young Readers Award, Nene Award (Hawaii), Book Sense Book of the Year (Finalist) adalah beberapa penghargaan untuk The Bad Beginning (Mula Malapetaka). Dan masih ada beberapa penghargaan untuk buku lainnya.

Membahas buku yang satu ini memang tak ada habisnya. Bukannya mendapatkan jawaban, pertanyaan demi pertanyaan semakin bertambah banyak setiap kali buku berikutnya muncul. Sebenarnya bisa saja mencari bagaimana kisah berikutnya di Wikipedia. Namun rasanya sayang kalau tidak mengetahui semua kejadian yang menimpa Baudelaire bersaudara langsung dari buku. Semoga saja tak butuh waktu dua tahun (lagi) untuk menunggu terjemahan buku berikutnya terbit

No comments:

#SS2014: The Riddle

Here we go again~ Setelah dua tahun berturut-turut dapat buku terjemahan, tahun ini aku dapat buku dari penulis Indonesia. Ud...