Thursday, 28 August 2008

Born Blue


Born Blue
Judul Indonesia: Terlahir Sedih
Penulis: Han Nolan
Penerjemah: Mayra Karlina
Penerbit: PT Serambi Ilmu Semesta
Cetakan: I, April 2006
Tebal: 378 hlm


Setiap orang memiliki alasan dibalik semua hal yang dilakukannya. Kalimat itulah yang menjadi pegangan saya sejak lama ketika berhadapan dengan orang – orang yang jauh berbeda terutama dari segi pemikiran. Walaupun kalimat itu tidak cukup ampun untuk membuat saya berhenti memberi cap baik dan buruk. Semua itu karena pemahaman yang saya pikir sudah mengakar begitu dalam. Semua itu kembali saya ungkapkan ketika membaca novel karya Han Nolan ini.

Di usia yang sangat belia, Janie harus tinggal terpisah dengan ibunya, Mama Linda. Saat itu ia masih terlalu kecil untuk mengerti mengapa ia tak seperti anak – anak lain yang hidup di rumah yang nyaman. Yang ia tahu hanyalah ia hanya akan bertemu Mama Linda satu ataupun dua kali tanpa pernah tahu kapan waktunya untuk meninggalkan rumah bau milik Patsy dan Pete. Beruntung ia memiliki Harmon, anak laki – laki yang bernasib sama dengannya.

Bersama Harmon, terkadang Janie tidak lagi mempermasalahkan ketidakhadiran Mama Linda ataupun kondisi rumah Patsy dan Pete yang bobrok serta tindakan keji yang harus diterimanya. Apalagi Harmon membiarkannya ikut mendengarkan suara- suara emas yang dimiliki oleh penyanyi – penyanyi perempuan dari kaset tua milik Harmon. Janie sungguh tergila – gila dengan semua lagu yang mereka nyanyikan.Bahkan jika ditanya apa yang berharga dalam hidup, kaset milik harmon akan disebutnya. Tak heran ketika akhirnya Jaine memutuskan untuk mengikuti jejak mereka. dengan suara yang tak kalah merdu, Jaine yakin bukan hal yang sulit untuk mewujudkan mimpinya

Namun bukan namanya hidup jika penuh dengan rintangan. Banyak hal yang tak jarang memberikan pukulan telak pada Jaine yang akhirnya memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Leshaya. Dari kepindahan Harmon yang mendadak sampai peculikan di usianya yang sangat muda. Bahkan ketika satu demi satu peristiwa tragis datang menghampiri pun ternyata tidak mengurungkan niatnya untuk menjadi seorang penyanyi terkenal. Anak perempuan ini sungguh terobsesi.

Harapan saya memang terlalu tinggi pada tokoh utama ini. Tingkahnya yang sedikit liar dan pemberontak membuat saya menjadi gerah. image anak perempuan yang manis menghilang dalam waktu sedetik. Obsesinya menjadi seorang penyanyi benar – benar membuatnya buta. Segala cara pun ditempuhnya seakan – akan waktunya akan habis jika tidak segera melakukan hal – hal tersebut. padaal kalau saja ia mau bersabar, mungkin tak perlu sampai merugikan banyak orang termasuk dirinya sendiri.

Tokoh Leshaya membuat saya teringat dengan Alice di Go Ask Alice, anak perempuan yang tidak tingkahnya setali tiga uang dengan Leshaya. Seakan Alice adalah perwujudan Leshaya di kehidupan nyata. Beberapa hari kemudian saya kembali menemukan sosok lain Leshaya dalam sebuah film yang dibintangi oleh Leonardo Dicaprio, Basket Ball Diaries.

Baik Alice maupun anak laki-laki di Basket Ball Diaries , kedua sama-sama sempat terjatuh di dunia gelap dan kedua – dua sama – sama punya nilai buruk di mata saya. saya punya alasan kuat untuk itu. Mereka berdua bukan tak punya pilihan. Mereka hanya terlalu terburu-buru dalam menentukan jalan mana yang harus mereka ambil. Tidak perlu terkejut dengan kalimat saya diatas. Saya akui saya memang tidak sanggup untuk melepaskan sepatu yang saya kenakan sekarang dan menggantinya dengan yang mereka gunakan saat itu. Bukan hal yang mudah untuk dilakukan.

Walau tak menyukai cerita yang satu ini, setidaknya ada beberapa pelajaran dapat di petik dari buku ini. Bagaimana peran orang tua sangat penting dalam kehidupan seorang anak dan memegang pengaruh besar pada kehidupannya di masa depan. Dan untuk keseribukalinya dan tak pernah bosan untuk mengingat bahwa ganja, heroin dan obat – obatan sejenis hanyalah racun kehidupan. Yang tak kalah penting adalah pelajaran dalam mengejar mimpi. Pengorbanan memang mutlak dilakukan namun tidak berarti sampai membuat orang lain ikut menjadi korban. Apalagi sampai menghalalkan segala cara. Lepas dari semua tingkah Leshaya yang menjengkelkan itu, semangat dan tekatnya nya patut diacungi jempol. Seakan memberi tahu kepada semua orang yang sedang mengejar mimpi bahwa tak ada hal yang tak mungkin.

No comments:

#SS2014: The Riddle

Here we go again~ Setelah dua tahun berturut-turut dapat buku terjemahan, tahun ini aku dapat buku dari penulis Indonesia. Ud...