Thursday, 28 August 2008

Review: Soul Eater - Michelle Paver




Setelah melewati petualangan yang nayris merenggutnya nyawanya di wilayah kekuasaan Klan Anjing Laut, Torak dan Serigala kembali ke Klan Gagak dengan banyak hal baru. Mengetahui kebenaran memang terkadang seperti menelan pil pahit. Awalnya tak mudah bagi Torak untuk mempercayai semua hal yang dibenarkan oleh Fin- Keddin, pemimpin Klan Gagak, namun ia akhirnya sadar bawa tak mungkin menghindar. Garis nasibnya telah ditentukan. Walau hal itu berarti berhadapan dengan sekumpulan Pemangsa Arwah.

Tak seorang pun menduga bahwa pertemuan torak dengan Pemangsa Arwah akan secepat itu. Suatu hari di musim dingin, saat berburu rusa, Torak dan Ren sadar bahwa Serigala menghilang. Jejak serigala menghilang begitu saja. Usaha memanggil serigala pun tak membuahkan hasil karena tak sekalipun Serigala membalas lolongan Torak. Tak butuh waktu lama untuk tahu bahwa serigala telah diculik. Apalagi ketika bertemu dengan Pejalan, pria aneh dan sedikit gila.

Perjalanan mencari Serigala ternyata tak mudah. Mereka mengejar hingga ke Utara Jauh, daerah di mana salju tidak pernah mencair. Seakan tak peduli akan dingin yang menggigit dan bahaya lain yang mengintai, Torak meneruskan perjalanan untuk menyelamatkan saudara sekawannya. Bahkan ketika semua itu ditentang oleh Ren yang mengusulkan untuk kembali ke Klan Gagak dan meminta bantuan. Karena Bukan hanya masalah geografis namun yang akan di hadapai mereka berdua adalah kekuatan jahat yang dimiliki sekelompok orang yang menamai dirinya sebagai Pemangsa Arwah.

Petualangan kali ini benar-benar menegangkan. Tidak hanya karena Torak akhirnya berhadapan dengan para Pemangsa Arwah namun juga karena perjalanan Torak sungguh berbahaya. Yang tak kalah penting adalah banyak fakta baru tentang Pemangsa Arwah. Siapa saja dan seperti apa rupa mereka terungkap dalam buku ini.

Seperti dua buku sebelumnya, Michelle Paver selalu menyisipkan keterangan tambahan. Kali ini ia membahas segala sesuatu tentang Serigala. Karakter yang satu ini memang menjadi bagian yang tak terlepaskan dari petualangan Torak. Rasanya gemas setiap kai membaca mengenai tingkah lakunya. Apalagi saat ia sedang bercanda bersama Torak. Dari keterangan yang ditulis Michelle, sekarang Serigala jauh lebih dewasa.

Dari segi terjemahan sebenarnya tak ada masalah. Hanya saja akan sedikit janggal ketika mengetahui bahwa ada perubahan istilah. Kalau mengikuti serial ini dari buku pertama tentu akan sedikit merasa aneh ketika Pemakan Arwah berubah menjadi Pemangsa Arwah. Perubahan istilah seperti ini sebenarnya tak mengusik petualangan Torak namun akan lebih baik jika kekonsistenan tetap terjaga. Ini bukan pertama kali terjadi pada buku terjemahan terbitan Matahati. Untuk buku selanjutnya, Out Cast, saya jadi penasaran istilah mana yang akan digunakan nantinya.

Chronicles of Ancient Darkness: Soul Eater
Penulis: Michelle Paver
Penerjemah: Moh
Penerbit: Matahati
Cetakan: I, Oktober 2007
Tebal: 356 hlm

No comments:

#SS2014: The Riddle

Here we go again~ Setelah dua tahun berturut-turut dapat buku terjemahan, tahun ini aku dapat buku dari penulis Indonesia. Ud...