Dahulu hiduplah seorang penebang kayu bersama istri dan kedua anaknya, Hansel dan Gretel. Hidup mereka serba kekurangan. Semua semakin parah ketika bencana kelaparan meland negeri mereka. Si penebang tak mampu lagi menyediakan apapun untuk keluarganya.Suatu malam, Ia mengungkapkan semua kegundahannya pada istrinya. Tak diduga, gagasan yang sangat jahat muncul dari benak sang istri. Ia berencana untuk meninggalkan Hansel dan Gretel di bagian hutan yang paling lebat. Sehingga mereka tidak akan menemukan jalan pulang.
Awalnya rencana jahat itu ditolak mentah-mentah oleh si penebang. Karena ia sangat mencintai kedua anaknya. Namun ia tak kuasa untuk menolak keinginan keras istrinya. Untung saja, saat itu Hansel dan Gretel mendengar apa yang diungkapkan ibu tirinya. Segera saja mereka menyusun rencana sehingga bisa kembali pulang ke rumah dengan selamat. Semua itu berkat kerikil kerikil putih di depan rumah yang berkilauan seperti koin perak yang mereka kumpulkan. Sepanjang jalan menuju hutan, Hansel dan Gretel menjatuhkan kerikil-kerikil itu dari kantong jaket. Sehingga ketika malam tiba dan bulan bersinar terang, kerikil kerikil mengkilap menjadi penunjuk jalan menuju rumah.
Sesampainya di rumah, tentu saja ibu tiri menjadi terkejut dan geram. Semua yang ia rencanakan gagal total. Sehingga suatu malam, ia menyampaikan rencana yang sama kepada suaminya. Lagi-lagi si penabang kayu tak kuasa menghalangi niat jahat dan sayangnya kali ini Hansel tak dapat keluar untuk mengumpulkan kerikil seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya. Namun kedua kakak adik itu tak kehabisan akal. Roti yang diberikan sebagai bekal dicubitinya dan ditebar sepanjang perjalanan menuju hutan. Mereka berharap remah-remah roti ini akan berfungsi layaknya kerikil-kerikil mengkilap. Namun kali ini keberuntungan tak berpihak pada dua kakak beradik ini. Remah-remah roti yang mereka lempar ternyata telah habis dipatuk oleh ribuan burung. Kini mereka tak bisa menemukan jalan pulang. Bahkan ketika mereka menelusuri hutan selama tiga hari.
Rasanya saya tidak perlu bercerita lebih panjang bagaimana kelanjutan kisah Hansel dan Gretel. Mereka yang telah membaca kisah seru ini tentu tahu bagaimana nasib kedua kakak beradik ini. Bagi mereka yang sama sekali belum mengetahui kisah ini, kalian sebaiknya membaca buku ini. Karena tak hanya satu, tapi buku ini menyajikan sembilan belas dongeng karya Grimm bersaudara. Sebut saja Rapunzel, Dua Belas Putri yang Menari, Serigala dan Tujuh Kambing Kecil, Pangeran Katak, Snow –white dan tentu saja tak ketinggalan Cinderella dan sepatu kaca. Semua dongeng tersebut adalah dongeng asli Grimm yang diambil dari Children’s and Household Tales.
Dari keterangan yang terdapat di awal buku, karya-karya Grimm Bersaudara memang banyak mendapat kritik karena banyak di antara dongeng-dongeng tersebut yang dianggap tak pantas untuk menjadi bacaan anak-anak. Jadi jangan heran ataupun terkejut ketika mendapati kisah Cinderella menjadi sedikit berbeda dengan yang diceritakan di buku-buku lain ataupun yang dituang lewat film animasi. Tak hanya Cinderella yang dalam dongeng aslinya disebut sebagai Ashcenputtel, kisah Snow-white yang selama ini kita dengar dan lihat pun ternyata berbeda dengan dongeng aslinya. Semua cerita yang kita dapatkan sebelumnya memang telah dipermak sedemikian rupa sehingga layak untuk disajikan bagi semua kalangan. Seperti apa perbedaannya, hanya bisa kalian dapatkan dengan membaca buku ini.
Sayangnya Red Riding Hood yang juga menjadi dongeng favorit saya tidak dimuat di buku ini. Saya penasaran. Apakah kisah asli si tudung merah juga Cinderella dan Snow-white.
Cover dan Ilustrasi
Komposisi warnanya menarik. Saya suka. Sayangnya rumah jahe sang penyihir jahat tidak begitu menarik perhatian. Dinding, atap ataupun jendelanya tidak terlihat lezat seperti yang diceritakan di dalam buku. Ilustrasi yang terdapat di beberapa dongeng jadi salah satu daya tarik di buku ini. Menurut saya akan jauh lebih menarik kalau ilustrasi tersebut berwarna seperti yang terlihat pada sampul depan.
3/5
Hansel dan Gretel dan Dongeng-Dongeng lainnya
Penulis: Grimm BersaudaraPenerjemah: Dhanang Ernawan dan Ambhita Dhyaningrum
Penyunting: Jia Effendie
Penerbit: Atria
Cetakan: I, April 2011
Tebal: 184 hlm
Sumber: Ana-bookswap
Sumber: Ana-bookswap
No comments:
Post a Comment