Tuesday, 3 January 2012

Review: Clockwork Angel - Cassandra Clare


SIHIR MEMANG BERBAHAYA—TAPI CINTA TETAP LEBIH BERBAHAYA

Pada zaman Victoria, Tessa Gray yang berusia enam belas tahun menyeberangi samudera untuk menemui kakak laki-lakinya di Inggris. Sesuatu yang mengerikan sedang menantinya di Dunia Bawah London, di mana vampir, warlock, dan makhluk gaib lainnya berjalan diam-diam di jalanan yang diterangi lampu gas. Hanya para Pemburu Bayangan, ksatria yang mengabdi untuk menyingkirkan iblis dari dunia, yang menjaga keteraturan di tengah kekacauan.

Tanpa teman dan diburu, Tessa berlindung kepada para Pemburu Bayangan di Institut London. Tessa segera tertarik dengan—dan terkoyak di antara—dua sahabat. Ada James, yang ketampanan rapuhnya menyembunyikan rahasia mematikan. Lalu ada Will, yang bermata biru, dengan kejenakaan tajamnya dan suasana hatinya yang cepat berubah-ubah membuat semua orang menjaga jarak... semua orang, benar, kecuali Tessa.
Dapatkah Tessa menemukan kakaknya? Kenapa Tessa diincar oleh Magister yang misterius? Akankah Will membiarkan Tessa memahaminya sebelum gadis itu luluh oleh kehangatan sahabatnya? (Goodreads)

~~~

Clockwork Angel, buku pertama dari seri The Internal Devices, yang juga menjadi prekuel dari seri The Mortal Instrument, membawa saya ke kota London pada zaman Victoria. Tepatnya tahun 1878. Saya tidak tahu banyak seperti apa kehidupan saat itu. Yang jelas dalam bukunya yang setebal 644 halaman,  Cassandra Clare, sang penulis,menyuguhkan kota London yang saat itu bukan tempat yang aman bagi manusia biasa. Karena Penghuni Dunia Bawah seperti vampir, warlock dan makhluk gaib lainnya dengan bebas berkeliaran. Sekalipun ada Hukum dan Pemburu Bayangan, bahaya bisa mengancam kapan saja.

Dunia Bawah, Hukum, Pemburu Bayangan hanyalah sebagian kecil dari istilah-istilah yang digunakan di buku ini. Jangan berharap akan mendapat penjelasan eksplisit untuk setiap kata. Karena sang penulis merasa tidak perlu repot untuk melakukan hal tersebut.  Awalnya membuat saya mengerutkan dahi, namun saya gaya penulisan seperti inilah membuat saya penasaran dan mau tidak mau harus membaca lembar demi lembar untuk mendapat jawaban. Bahkan ketika karakter-karakter yang ada tidak meninggalkan kesan mendalam.

Berbicara mengenai karakter, masing-masing mempunyai peran yang unik. Terkecuali Theresa "Tessa" Gray. Sangat disayangkan, mengingat di sekitarnyalah semua hal penting terjadi. Kalau bukan karena kemampuan yang dimilikinya, remaja enam belas tahun yang meninggalkan New York untuk menemukan kakaknya yang hilang, hanyalah gadis biasa. Jauh berbeda dengan William "Will" Herondale, James "Jem" Carstairs, dan Jessamine "Jessie" Lovelace bahkan Henry Branwell sekalipun. Walau tidak satu diantara mereka yang membuat saya benar-benar menyukai mereka, setidaknya ada hal yang membuat mereka berbeda. Lihat saja bagaimana tingkah Will yang serampangan ataupun canggungnya Henry di setiap kesempatan

Selain misteri yang menyelubungi Penghuni Dunia Bawah dan makhluk-makhluk clockwork, keberadaan serta asal usul Pemburu Bayangan, bagian lain yang saya suka adalah dialog antar tokoh. Bab yang berisi percakapan antara Will dan Jem adalah yang paling saya suka. Dari sana terlihat bagaimana dekatnya hubungan mereka, layaknya saudara ataupun sahabat dekat. Tidak pernah ada rasa sungkan. Perhatikan bagaimana semua yang diucapkan Will dapat di"tanggapi" dengan baik oleh Jem.

Beberapa bab awal termasuk prolog dari buku ini ditulis dengan sangat menarik. Terutama dengan munculnya Rumah Kegelapan beserta seluruh penghuninya. Sekalipun alurnya lambat, yang membuat saya sempat meletakkan buku ini untuk beralih ke bacaan lain, cerita Clockwork Angel tetap seru. Semua terungkap pada akhirnya terungkap. Bahkan ketika saya berpikir semuanya telah usai, ternyata Cassandra Clare masih menyimpan satu bagian yang mengejutkan. Sungguh tak dinyana. Begitu berada di lembar terakhir, yang terlintas adalah  bagaimana cara untuk membaca Clockwork Prince secepatnya.

Secara keseluruhan, tidak ada masalah dengan terjemahan, walau ada satu bagian yang sempat membuat saya seketika berhenti membaca. Yaitu ketika menemukan istilah "uang mudah" di halaman 242. Mungkin penerjemah ataupun editor luput untuk mencari padanan kata yang lebih baik dibanding menerjemahkannya begitu saja dari kata "easy money".

Walaupun disebut sebagai prekuel dari seri The Mortal Instrument, Clockwork Prince bisa tetap dinikmati bahkan tanpa membaca empat buku dari seri tersebut yang juga telah diterbitkan oleh Ufuk. Membaca Clockwork Angel, membuat saya penasaran dan ingin segera melahap City of Bones.

Cover
Salut untuk Penerbit Ufuk yang menerbitkan buku ini dengan sampul aslinya. Kesan gelap yang ada di dalam buku tergambarkan dengan baik di sampul ini.

4/5

Clockwork Angel
Penulis: Cassandra Clare
Penerjemah: Melody Violine
Penerbit: Ufuk Press
Cetakan: I, Maret 2011
Tebal: 644 hlm

No comments:

#SS2014: The Riddle

Here we go again~ Setelah dua tahun berturut-turut dapat buku terjemahan, tahun ini aku dapat buku dari penulis Indonesia. Ud...