Thursday, 19 January 2012

Book Review: Kucing Bernama Dickens - CallieSmith Grant


Kisah Memikat tentang Kucing yang Membuat Kita Jatuh Cinta 
Kucing bukan sekadar hewan piaraan. Kucing adalah sahabat kita dalam melewati masa-masa sulit, teman ketika kita sedang kesepian, bantal sewaktu kita sedang bersedih. Kucing mengulurkan persahabatan, membuat kita merasa geli, dan membawa misteri ke dalam kehidupan kita dengan cara yang tak tertandingi oleh hewan piaraan lain. Dengkurannya yang lembut atau suara mengeongnya dapat mengubah suasana hati dan menghangatkan perasaan. 
Dalam buku berisi kumpulan kisah nyata yang menawan ini, Anda akan bertemu dengan kucing-kucing dari berbagai jenis, ukuran, dan tingkah laku. Tiap-tiap kucing memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia pemiliknya. 
Anda akan berjumpa dengan anak kucing kurus kering yang membantu penyembuhan seorang gadis kecil pengidap anoreksia, induk kucing yang merelakan anaknya untuk dimiliki bocah lelaki yang membutuhkan teman, kucing yang berperan sebagai sahabat dalam menempuh jalan panjang nan sunyi menuju kesembuhan penyakit kanker, dan masih banyak lagi kisah tentang kucing-kucing yang luar biasa. 
Jadi, siapkanlah secangkir teh atau kopi, duduklah di kursi yang nyaman, bergelunglah bersama kucing istimewa dalam kehidupan Anda, dan nikmatilah kisah-kisah yang menyentuh dan membangkitkan inspirasi ini. (Goodreads)
~~~

Awalnya saya mengira buku ini  akan utuh bercerita tentang Dickens si kucing. Namun begitu membuka dan melihat daftar isi, ternyata Dickens tidak sendirian. Ada 23 kucing lain yang akan saya temui. Walau kisah mereka masing-masing hanya tertulis dalam beberapa halaman, saya tidak keberatan. Karena di sampul depan sudah ada jaminan. Para narator tidak akan pernah mengecewakan saya dengan membuat cerita-cerita dengan akhirnya menggantung. Lagipula semua lembaran akan berbicara tentang kucing, kucing dan kucing, binatang peliharaan paling menggemaskan yang pernah ada.

Perjalanan menemui para kucing dari rumahke rumah tidak semulus yang saya kira. Setiap kisah selalu menyisakan rasa iri dan membuat dahi berkerut bahkan ketika saya baru saja menapakkan kaki di beranda rumah mereka. Tidak hanya satu, dua atau tiga, tapi hampir semua tokoh di buku ini tidak perlu repot untuk menjinakkan sang kucing. Mereka tidak harus membujuk Dickens, Monk, Kit Kat,Mocha untuk masuk dan menjadi bagian dari rumah. Mereka juga tidak harus bersusah-susah melakukan apa saja agar makhluk imut itu bersedia dielus. Karena Mittens, Ollie, Angel-lah yang mendekat. Seakan-akan ada magnet yang tidak terlihat. Yang jelas Morris dan Frankie menjadi jinak bukan karena dipancing oleh makanan seperti yang biasa saya lakukan untuk membuat kucing-kucing liar itu mendekat. Yang menyedihkan cara itupun jarang berhasil bahkan.

Keistimewaan Dickens dan teman-temannya tidak berhenti sampai di situ. Kehadiran mereka sangat berarti bagi kehidupan para narator. Clover muncul di kehidupan Twila dan suaminya, Dan, bukan sebagai peliharaan biasa. Kekhawatiran, rasa kehilangan, tertekan ataupun diabaikan seakan menjadi hal kecil. Clover mengingatkannya pada satu lengan yang mengulurkan persahabatan dan pangkuan yang hangat. Yang mengherankan itu tidak hanya Clover. Hampir semua kucing di buku ini melakukan hal yang sama.

Cerita-cerita mereka sempat membuat saya curiga, jangan-jangan ini hanyalah rekayasa semata. Karena hal yang sama rasanya tidak pernah terjadi untuk beberapa tahun yang saya habiskan bersama banyak kucing. Namun para kontributor tentunya tidak akan pernah berbohong untuk hal-hal yang seperti ini.

Pada akhirnya buku ini juga mengingatkan saya akan satu hal. Walau Gigi, Lala,Ling-Ling, Newton, Einstein, Pandu, Panda,ataupun Godai tidak sehebat Dickens dan teman-temannya, mereka tetap menyisakan kenangan yang tidak akan pernah tergantikan. Seperti halnya Dickens, Godai pun istimewa.  Walau hanya kucing kampung, Godai, dengan caranya sendiri, sempat membuat hari-hari saya punya warna yang berbeda.

Untuk pencinta kucing, saya merekomendasikan buku ini.

Cover
Dibanding buku aslinya, cover yang dipilih oleh pihak Serambi jauh lebih bagus. Foto kucing yang dipilih pun lebih menggemaskan . Saya juga suka dengan foto-foto kucing yang ada di setiap bab. Pastinya lebih menarik kalau mereka dicetak penuh warna seperti kucing di bawah ini. 


Image Credit: Silverhammer - His lost cat


Judul Asli: A Dickens of a Cat
Disusun oleh: Callie Smith Grant
Penerjemah: Istiani Prajoko
Editor: Adi Toha
Penerbit: PT Serambi Ilmu Semesta
Cetakan I: Juli 2011





No comments:

#SS2014: The Riddle

Here we go again~ Setelah dua tahun berturut-turut dapat buku terjemahan, tahun ini aku dapat buku dari penulis Indonesia. Ud...