Tuesday, 27 January 2009

Sejuta Warna Dunia Mia


Sejuta Warna Dunia Mia

Judul Asli: A Mango Shape Space

Penulis: Wendy Mass

Penerjemah: Ferry Halim

Penerbit: Atria

Cetakan: I, Desember 2008

Tebal: 354 hlm


Spoiler Alert!!!


Semua orang mungkin memiliki keanehan yang tidak disadarinya. Setidaknya aneh menurut orang – orang yang menganggap dirinya normal.


Sebelumnya Mia juga menganggap dirinya normal. Setidaknya Mia tidak mengganti warna rambutnya setiap minggu seperti kakaknya Beth, ataupun Zack yang selalu memiliki gagasan- gagasan aneh seperti menghitung jumlah hamburger McDonalds yang dimakannya seumur hidup, percaya bahwa menaruh kucing di pangkuan akan membawa keberuntungan ataupun beberapa hal takhyul lainnya. Sampai suatu hari, di usia delapan tahun, Mia menyadari ada sesuatu yang aneh pada dirinya.


Namun hal itu tak diceritakan pada siapapun. Karena siapa yang percaya bahwa ada warna – warna yang muncul pada setap angka dan huruf yang dilihatnya ataupun pada suara yang didengarnya. Tidak ada yang percaya bahwa huruf a berwarna sekuning bunga matahari,warna biru seperti selimut bayi yang terpancar dari angka empat, ataupun suara kucingnya Mango yang berwarna soda jeruk. Rahasia itu tetap disimpannya seorang diri. bahkan pada sahabatnya sejak kecil, Jenna.


Sebenarnya Mia pernah menceritakan hal ini pada orang tuanya ketika insiden kecil terjadi di kelas mate-matika. Namun Ayah dan Ibunya menganggap Mia hanya mengarang semua cerita dan hanya berhalusinasi.

Setelah lima tahun berlalu sejak kejadian memalukan di kelas, Mia tidak juga menemukan jawaban untuk misteri warna – warna yang dilihatnya. Sebenarnaya Mia menikmati semua perpaduan warna – warna yang dilihatnya. Walau sering kali Mia merasa dirinya gila.


Semuanya tersimpan rapat sampai nilai mate-matika Mia di kelas delapan semakin buruk. Tidak hanya mate-matika sebenarnya, ia juga menemui kesulitan yang sama di pelajaran bahasa Spanyol. Semua terlihat begitu sulit baginya. Mia sadar ia tak dapat menyimpan keanehannya lebih lama. Ia harus menceritakan pada Ayah dan Ibunya, walau tahu mereka berdua pasti akan sulit untuk menerima semua kenyataan ini.


Seperti yang diduga Mia, kedua orang tuanya terkejut mendengar semua pengakuan Mia. Tanpa menunggu lama, mereka pun mengunjungi dokter keluarga, Psikiater sampai akhirnya seorang ahli syaraf Berita baiknya Mia dan keluarganya tidak perlu terlalu khawatir karena Mia tidak mengidap tumor otak seperti yang dicurigai ibunya. Sayangnya, hal buruk terjadi ketika akhirnya Mia menceritakan semuanya pada Jenna, yang juga akhirnya menceritakan kepada orang lain sampai akhirnya seluruh sekolah tahu tentang warna – warna yang dilihat Mia. Tidak menutup kemungkinan gelak tawa mengejek yang didengarnya di kelas tiga akan terulang.

Keanehan pada Mia, Beth ataupun Zack membuat saya teringat masa kecil. Tepatnya pada koleksi – koleksi aneh yang hanya dianggap sampah oleh mama. Setiap orang mungkin memang punya keanehan masing – masing.

Satu hal yang paling menarik dari kisah Mia adalah kemampuan melihat warna- warna itu nyata. Di luar sana, benar- benar ada orang yang bisa melihat warna- warna dari angka, huruf, suara. Walau warna- warna yang dilihat setiap orang akan berbeda.


Rasa tidak tepat untuk menyebutnya sebagai kelainan. Sebaliknya saya malah cenderung menyebutnya kelebihan. Karena diantara mereka bisa melihat aura yang ada disekitar tubuh seseorang. Hal ini yang membuat saya sedikit iri. Karena sampai sekarang, warna – warna itu tidak juga terlihat. Walaupun saya telah mencoba berkali – kali dengan berpatokan pada dua buku panduan sekaligus. Namun hasilnya nihil. Padahal semua penulisnya memastikan cara yang mereka ajarkan ini adalah cara paling jitu. Atau mungkin saja saya memang tidak berbakat. Tapi setidaknya harus tetap bersyukur karena bisa menikmati dunia yang penuh warna ini.


Sebenarnya ada istilah ilmiah untuk kelainan(baca:kelebihan) yang dialami Mia dan beberapa orang di luar sana. Namun saya sengaja tidak mau menuliskannya di sini. Ingin tahu apa itu? Buka bukunya dan temukan jawabannya di sana.


Walau tidak sekeren Anastasia Krupnik, seunik Grace Aja, selugu Alice McKinley, kelainan Mia bisa dibilang menarik. 3.5/5

2 comments:

Anonymous said...

Makasih infonya... aku mau beli buku ini, sedikit banyak aku pernah mengalami kejadian seperti itu (sekalipun tak 'separah' mia). Dulu aku pernah divonis diselexia , bahkan sampai sekarang pun aku masih merasa seperti 'orang aneh' - mungkin buku ini bisa kasih 'penjelasan' sama aku... thanks..

Aleetha said...

hhhmmm...sebenarnya yang dialami Mia ini bukan Diselexia. Mia masih bisa baca koq. Tapi dia sering ga konsentrasi karena warna - warna itu.
Nama kelainan Mia sih sebenarnya Sinestesia
Coba aja cari di wikipedia.

#SS2014: The Riddle

Here we go again~ Setelah dua tahun berturut-turut dapat buku terjemahan, tahun ini aku dapat buku dari penulis Indonesia. Ud...